Selasa 28 Mar 2023 11:44 WIB

Masjid Beratapkan Jembatan Tol Ini Punya 1.000 Cerita, Pendirinya Mantan Geng Motor

Apabila hujan turun, area tempat imam sering basah oleh air hujan.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Saeful Rohmat (44 tahun) mantan anggota geng motor di Bandung mengagas pendirian masjid di bawah jembatan tol buah batu (BJTB) di perbatasan wilayah Kota Bandung-Kabupaten Bandung sejak satu tahun terakhir. Pendirian masjid diharapkan dapat meminimalisasi tindak kriminal di kawasan bawah jembatan tol.
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Saeful Rohmat (44 tahun) mantan anggota geng motor di Bandung mengagas pendirian masjid di bawah jembatan tol buah batu (BJTB) di perbatasan wilayah Kota Bandung-Kabupaten Bandung sejak satu tahun terakhir. Pendirian masjid diharapkan dapat meminimalisasi tindak kriminal di kawasan bawah jembatan tol.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Banyak yang tidak tahu jika di Jalan Buah Batu tepatnya di perbatasan Kota Bandung- Kabupaten Bandung terdapat sebuah masjid yang memiliki atap jembatan tol. Masjid tersebut persis berada di bawah atau kolong jembatan tol Padalarang-Cileunyi (Padaleunyi).

Anda yang datang dari arah Jalan Buah Batu dapat mendatangi masjid yang berada di bawah jembatan tol tepat di sebelah kiri jalan menjorok ke dalam atau sebelum melintasi jembatan tol. Mereka yang datang dari arah Jalan Bojongsoang dapat mendatangi masjid di sebelah kanan atau setelah melewati mal Transmart dan jembatan tol.

Namun, jangan membayangkan masjid yang berdiri di bawah jembatan tol itu sudah terbangun dengan baik. Masjid yang didirikan oleh sejumlah pemuda di antaranya mantan anggota geng motor di Bandung ini berdiri sejak satu tahun terakhir.

 

photo
Saeful Rohmat (44 tahun) mantan anggota geng motor di Bandung mengagas pendirian masjid di bawah jembatan Tol Buah Batu (BJTB) di perbatasan wilayah Kota Bandung-Kabupaten Bandung sejak satu tahun terakhir. Pendirian masjid diharapkan dapat meminimalisasi tindak kriminal di kawasan bawah jembatan tol. - (Republika/M Fauzi Ridwan)

 

Akses jalan menuju masjid relatif masih berupa tanah sehingga jika hujan maka sudah pasti becek. Pertama kali masuk ke kawasan masjid langsung disuguhi halaman masjid yang banyak digunakan sebagai tempat beristirahat para pengendara ojek online.

Di samping halaman masjid yang dibatasi oleh tembok dari hebel yang belum diplester atau bagian selatan merupakan area tempat beribadah. Namun, terdapat bagian yang tidak ditembok sehingga jamaah yang berada di halaman masjid dapat melangkah masuk ke area masjid.

Ujung bagian masjid di bagian selatan pun dibatasi oleh tembok hebel. Area tempat beribadah dan halaman masjid lebih tinggi beberapa sentimeter dari jalan dan telah dipasangi keramik dan sebagian terpasang karpet.

Di bagian timur terdapat tempat wudhu bagi para jamaah sedangkan kiblat mengarah ke bagian barat. Masjid tersebut tidak memiliki atap namun langsung berada di bawah jembatan tol.

Apabila hujan turun, area tempat imam sering basah oleh air hujan yang masuk melalui jembatan tol. Akibatnya, sejumlah pengurus DKM memasang terpal di area tersebut.

Sekretaris DKM Masjid BJTB Saepul Rohmat mengaku, sejak satu tahun terakhir bersama sembilan orang rekannya tergerak untuk membangun masjid di kawasan kolong jembatan yang rawan dengan tindak kriminal. Ia pun mulai menginisiasi sejumlah pihak agar memberikan izin untuk mengubah kolong jembatan sebagai sarana beribadah.

Mantan anggota geng motor ini pun memberikan kompensasi kepada penghuni sebelumnya agar mau pindah, sehingga lahan dapat digunakan sebagai sarana ibadah. Dana yang ia gunakan berasal dari donatur-donatur yang dikenalnya dan jamaah yang datang untuk ibadah.

"Dulu di sini masih kumuh, dan bau. Pelan-pelan kita mulai membangun perlahan. Kami tidak mau ada nahi munkar di sini," ujarnya yang mulai terlibat di geng motor pada tahun 1996 dan hijrah pada tahun 2018 saat ditemui belum lama ini.

Dulu, ia mengetahui jika di kolong jembatan tersebut banyak tindak kriminal seperti jual beli narkoba, minuman keras dan lainnya. Perlahan dengan keberadaan masjid yang didirikan diharapkan tindak kriminal berkurang dan hilang di kawasan tersebut.

Dalam perjalanan membangun masjid, dia mengaku, menemui hambatan dan kendala. Namun, masalah tersebut secara bertahap dapat ditangani. Dana yang digunakan untuk membangun masjid, ia dapat dengan cara mengajak orang-orang yang dikenalnya secara swadaya urunan untuk pembangunan.

Untuk menjaga kepercayaan donatur, ia pun membuat grup komunikasi yang menjelaskan dana masjid digunakan untuk apa saja. Bahkan para ojol yang sering shalat di masjid sering diajak untuk berdonasi dan dimasukkan ke dalam grup tersebut.

Ia mengatakan, pengurus DKM pun pernah memiliki program ATM beras bagi masyarakat kurang mampu. Mereka bisa mendapatkan beras dengan hanya shalat di masjid tersebut.

Pria yang telah kehilangan anak pertama dan berpisah dengan istrinya ini mengaku, selama satu tahun terakhir tinggal di masjid. Dengan pengalaman hidupnya yang penuh perjuangan, ia merasa sudah harus berhijrah dan memperbaiki ibadah.

"Cukup (di geng motor), ingin fokus ke keluarga dan lebih tenang di masjid," katanya.

Setelah berdiri setahun, ia mengaku, para ojol dan supir truk sering beristirahat dan shalat di masjid termasuk para pegawai mal. Tidak hanya itu, banyak musafir yang berasal dari Lampung, Bogor tinggal di masjid.

"Masjid ini punya 1.000 cerita, puluhan musafir tidur di sini bahkan ada yang berbulan-bulan. Ada yang punya masalah dan solusinya didapat di masjid ini," katanya.

Ia pun mengajak kepada seluruh pemuda yang masih bergelut di geng motor untuk berhenti memamerkan diri siapa yang terbaik. Saepul mengajak agar para pemuda kembali ke masjid dan mengikuti kajian-kajian.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement