REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain bermanfaat untuk kesehatan fisik, puasa juga bermanfaat bagi kesehatan mental umat Islam. Melansir laman Al Arabiya, para ahli di Uni Emirat Arab menyebutkan beberapa manfaat puasa untuk kesehatan mental
1. Puasa membantu kecemasan dan depresi
Nada Omer Mohamed Elbashir, seorang konsultan psikiater di Rumah Sakit Burjeel, Abu Dhabi, mengatakan ada kepercayaan yang berkembang saat ini tentang efek positif puasa terhadap kesehatan mental.
“Orang yang berpuasa mengalami perbaikan gejala depresi, kecemasan, dan bahkan stres,” kata dia.
Mereka juga melaporkan penurunan kelelahan ketika pekan kedua puasa. Ini dapat dikaitkan dengan menginduksi metabolisme keton dan efek anti-inflamasinya yang berkontribusi pada tingkat stres yang lebih rendah.
Banyak penelitian menunjukkan puasa dapat meningkatkan kadar serotonin dalam darah. Namun dopamin, neurotransmitter lain yang sangat terkait dengan depresi dan psikosis, tampaknya tidak berubah dengan puasa.
Namun, puasa selama Ramadhan tidak dianjurkan untuk individu yang berisiko mengalami komplikasi medis atau mereka yang memiliki kondisi kesehatan mental yang sudah ada sebelumnya. Bagi mereka yang berpuasa, penting untuk memantau kesehatan fisik dan mental dengan cermat dan mencari bantuan profesional jika perlu.
Mereka yang membutuhkan pengobatan untuk menjaga kesehatan mentalnya juga harus berkonsultasi dengan dokter sebelum bulan suci. “Asupan dan pengaturan waktu obat sangat penting, terutama ketika tingkat terapeutik dalam darah diinginkan. Orang dengan gangguan bipolar dan skizofrenia harus mempertahankan pengobatan mereka sesuai anjuran," ujar dia.
Banyak orang berjuang menyesuaikan obat mereka pada siang hari di bulan Ramadhan. Dianjurkan agar obat diminum dalam dosis penuh yang ditentukan jika puasa dipilih, tetapi waktunya dapat disesuaikan dengan Iftar atau Sahur. Namun, sangat disarankan meminta pendapat dokter spesialis tentang obat-obatan jika memilih berpuasa dan mengubah waktunya.