Selasa 28 Mar 2023 13:26 WIB

Digitalisasi Kunci Laba Tinggi BSI

BSI membukukan laba bersih sebesar Rp 4,26 triliun, tumbuh 40,68 persen (yoy)

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Lida Puspaningtyas
Mobile banking BSI.
Foto: Prayogi/Republika.
Mobile banking BSI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dengan pencapaian kinerja yang positif, Bank Syariah Indonesia (BSI) berkomitmen untuk terus berinovasi dalam transformasi digital. Salah satunya melalui BSI Mobile dan E-Channel yang mempermudah masyarakat menunaikan zakat, di manapun dan kapanpun.

Untuk memperkuat kinerja e-channel, BSI menyediakan layanan one stop solution BSI Mobile yang mampu menjangkau nasabah di seluruh segmen dengan mengedepankan kemudahan layanan finansial, sosial dan spiritual. Akselerasi digital ini menjadi kunci BSI untuk terus bergerak mengikuti perubahan perilaku nasabah yang serba dinamis, cepat dan aman.

Baca Juga

"Kami ingin mempertahankan dan terus menumbuhkan kinerja positif ini ke depan sehingga BSI bukan lagi menjadi alternatif, namun dapat menjadi salah satu pondasi utama dalam perekonomian Indonesia,” ujar Direktur Utama BSI, Hery Gunardi di Jakarta, Selasa (28/3/2023).

Sebagai institusi keuangan syariah yang juga berstatus perusahaan terbuka, sambung Hery, BSI terus berusaha memberikan value bagi negara berupa pembayaran pajak. Tak hanya itu, BSI juga memberi value berupa zakat bagi masyarakat dan dividen bagi pemegang saham. Saat ini, BSI memiliki instrumen zakat, shadaqah dan waqaf (ziswaf) dalam layanan perbankan BSI.

Sepanjang 2022 BSI membukukan laba bersih sebesar Rp 4,26 triliun, tumbuh 40,68 persen secara tahunan (yoy). Dalam usia dua tahun, BSI telah menjadi market leader dalam industri keuangan syariah di Indonesia, baik dari sisi jaringan, customer based, serta capital untuk dapat melayani masyarakat.

Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di Indonesia, BSI terus mengoptimalkan potensi pengembangan Islamic Ecosystem dalam negeri, mulai dari peningkatan literasi keuangan syariah, menyasar ekosistem Ziswaf, masjid, pendidikan, kesehatan dan industri manufaktur lainnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement