Selasa 28 Mar 2023 15:22 WIB

Lezatnya Camilan Buka Puasa di Berbagai Negara

Apa saja makanan khas Ramadhan yang kerap disajikan di sejumlah negara?

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Partner
.
.

Ramadhan adalah bulan istimewa. Allah SWT menurunkan Al-Qur'an pertama kali pada Nabi Muhammad SAW pada suatu malam di bulan Ramadhan yang disebut Lailatul Qadar. Inilah malam paling suci dalan kalender umat Islam.

Muslim didorong melakukan lebih banyak amalan baik karena Ramadhan adalah bulan penuh berkah. Pahala untuk segala perbuatan baik dilipatgandakan.

Komunitas Muslim seluruh dunia merayakannya dengan tradisi berbeda-beda. Keunikannya membuat kebiasaan setiap negara, salah satunya kuliner menjadi istimewa.

Apa saja makanan khas Ramadhan yang kerap disajikan di sejumlah negara? Berikut beberapa di antaranya.

1. Kolak dari Indonesia

Indonesia memiliki banyak sajian khas Ramadhan. Kolak satu di antaranya.

Kolak adalah makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari campuran pisang atau ubi yang dimasak dengan santan dan gula. Sering kali, kolak pisang menjadi menu primadona saat berbuka puasa.

Rasanya manis. Ada yang menyajikan dengan campuran lain, seperti kolang-kaling atau kacang hijau. Bahan-bahannya cukup bervariasi untuk meningkatkan cita rasa.

2. Bubur lambuk dari Malaysia

Bubur lambuk adalah makanan tradisional masyarakat Melayu, salah satunya Malaysia. Ini adalah bubur yang dimasak dengan santan dan aneka rempah.

Selain Malaysia, masyarakat Dumai di Indonesia juga rutin menjadikan bubur lambuk atau bubur lambok menu berbuka puasa. Bubur ini terbuat dari campuran beras, daging, kacang hijau, dan sayuran.

Bawang goreng menjadi sentuh akhir yang ditaburkan di atas bubur lambuk. Bubur lambuk memberi efek kenyang lebih lama. Biasanya, setelah memakan seporsi bubur lambuk, orang-orang baru makan lagi setelah menunaikan salat tarawih.

3. Mahshi dari Mesir

Orang Mesir paling senang berbuka puasa dengan sayuran berempah enak. Namanya mahshi, dikenal dengan nama dolma di Turki.

Isi sayurannya terdiri dari sejenis ketimun disebut zucchini, terung, tomat, paprika, kol, dan daun anggur, kemudian diisi dengan nasi campur. Nasinya dicampur dengan daging beraneka rempah, seperti kayu manis, lada hitam, bawang merah, bawang putih, jinten, ditambah garam dan minyak.

Singkatnya mahshi mirip lontong, tetapi versi Mesir. Rasanya asam, asin, dan lembut. Selain Mesir, negara lain yang mengenal mahshi adalah Lebanon, Israel, Irak, Siprus, Yordania hingga Swedia dan Finlandia.

4. Samosa dari Arab Saudi

Samosa mirip dengan pastel di Indonesia. Camilan khas Arab Saudi ini menemani sajian berbuka puasa di samping kurma. Kudapan berbentuk segitiga ini juga disukai masyarakat di banyak negara, terutama negara-negara Asia Selatan.

Isian samosa rasanya gurih, terdiri dari kentang, daging sapi, keju, hingga kacang polong. Dagingnya bisa daging kambing, sapi, dan lainnya. Luarannya dilapisi kulit tipis yang digoreng.

Paling enak menikmati samosa dengan cocolan saus cabai atau saus tomat. Sensasi ekstra pedas terasa dengan irisan cabai rawit.

Samosa
Samosa

5. Jalebi dari Pakistan

Jalebi adalah camilan spiral khas Pakistan dan India. Masyarakat Muslim di kedua negara ini kerap menjadikannya kudapan untuk berbuka puasa.

Nama lainnya zulbia. Bentuknya manisan populer terbuat dari tepung yang digoreng, lalu dibentuk melingkar, dan direndam dengan sirup gula dengan aneka rasa juga aroma.

Jalebi awalnya dikenal pada abad ke-15 saat para pedagang dari Persia dan Iran mendatangi India. Tidak hanya India dan Pakistan, jalebih juga populer di Dubai.

sumber : https://bundalogy.republika.co.id/posts/207931/lezatnya-camilan-buka-puasa-di-berbagai-negara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement