REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong kinerja industri Tekstil dan Pengolahan Tekstil (TPT) dalam menghadapi ketidakpastian global yang berdampak pada penurunan ekspor subsektor tersebut. Salah satu langkah yang dilakukan yaitu melalui program restrukturisasi mesin guna menstimulus penggunaan peralatan yang lebih modern, hemat, dan ramah lingkungan.
“Program ini kembali dilaksanakan setelah sebelumnya dimanfaatkan oleh 23 perusahaan pada 2021 dan 2022. Program ini terbukti dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kualitas produk,” kata Plt Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian Ignatius Warsito dalam siaran pers, Selasa (28/3/2023).
Ia menyebutkan, kinerja industri TPT pada 2022 masih menunjukkan hasil baik di tengah tekanan krisis global. Nilai ekspor industri TPT mencapai 13,83 miliar dolar AS dengan total penyerapan tenaga kerja sebanyak 3,65 juta orang.
Dari sisi Produk Domestik Bruto (PDB), kata dia, industri TPT mengalami pertumbuhan sebesar 9,34 persen year on year (yoy). Lalu berkontribusi sebesar 1,03 persen terhadap PDB nasional.