REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Presiden China Xi Jinping berbicara dengan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) melalui jaringan telepon. Sejumlah isu dibahas termasuk pembicaraan lanjutan antara Iran-Saudi pascakesepakatan di Beijing 10 Maret 2023.
China menjadi mediator antara dua negara rival itu. Iran-Saudi akhirnya menyetujui keputusan bersama untuk memulihkan hubungan diplomatik dan dalam kurun dua bulan membuka kembali kedubes masing-masing. Ini menandai kian besarnya pengaruh China.
Saudi Press Agency (SPA), Selasa (28/3/2023) mengungkapkan, baik Xi maupun MBS menilai pentingnya hubungan strategis antara Saudi yang merupakan pengekspor minyak terbesar dunia dan China yang kini menjelma sebagai mitra dagang penting negara-negara Teluk.
Menurut Xi, kedua negara bakal saling mendukung dalam menangani isu-isu terkait kepentingan utama mereka. Pun lebih berkontribusi dalam mewujudkan perdamaian, stabilitas, dan pembangunan di Timur Tengah.
Awal pekan ini bahkan perusahaan minyak raksasa Saudi, Aramco meningkatkan investasi multi-miliar dolar AS ke China. Ini investasi besar setelah kunjungan Xi ke Saudi dan menghadiri pertemuan pemimpin negara-negara Teluk, Desember tahun lalu.
Pangeran MBS, yang juga menjabat perdana menteri, mengapresiasi inisiatif China mendukung terciptanya hubungan baik antara Iran dan Saudi.
Akhir-akhir ini, Saudi dan negara-negara Teluk menyampaikan keprihatinan soal kian renggangnya hubungan dengan penjamin utama keamanan mereka selama ini, AS. Akhirnya, mereka memilih lebih banyak mitra ekonomi maupun keamanan.