REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menawarkan diri menjadi tuan rumah pengundian atau drawing Piala Dunia U-20 untuk menggantikan Provinsi Bali yang sebelumnya menjadi tuan rumah namun pelaksanaannya dibatalkan oleh FIFA.
"Kami Pemerintah Provinsi Sumsel menawarkan diri sanggup jadi pengganti lokasi drawing Piala Dunia U-20," kata Gubernur Sumsel Herman Deru, di Palembang, Selasa.
Herman pun menyampaikan Sumsel bukan hanya siap untuk menjadi tempat pengundian tapi juga sebagai salah satu tuan rumah Piala Dunia Dunia U-20 di Indonesia pada 20 Mei 2023 hingga 11 Juni.
Meski saat ini terjadi polemik terkait pelaksanaan Piala Dunia U-20 di Indonesia, namun Gubernur Sumsel meyakini gelaran olahraga tersebut masih akan berlangsung di Tanah Air.
Keyakinannya itu didasarkan atas persiapan yang terus dilakukan termasuk tim dari dari FIFA saat memeriksa Stadion I WayanDipta, Bali, Senin (26/3). "Atas kesiapan itu harapan kami pastinya supaya Piala Dunia U-20 tetap berlangsung di Indonesia sehingga bisa menstimulasi dan mengakselerasi agar ekonomi kita cepat pulih. Apapun itu kita menunggu keputusan FIFA," katanya menambahkan.
FIFA memulai proses inspeksi terakhir terhadap stadion-stadion di Indonesia selama enam hari berturut-turut mulai 22 Maret hingga 27 Maret.
Terdapat 18 perwakilan FIFA dari berbagai departemen seperti kompetisi, keselamatan, keamanan, media, dan departemen-departemen pendukung jalannya pertandingan lainnya, yang datang dan memulai melakukan inspeksi menyeluruh ke enam kota tuan rumah ajang bergengsi tersebut.
Keenam stadion itu yakni Stadion Utama Gelora Bung Karno (Jakarta), Stadion Si Jalak Harupat (Bandung), Stadion Manahan (Solo), Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya), Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (Palembang), dan Stadion Kapten I Wayan Dipta (Gianyar, Bali).
Sebelumnya, Ketua Umum PSSI Erick Thohir memberikan rapor baik atas kesiapan Provinsi Sumsel untuk menjadi salah satu tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U-20.