REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana Tugas Menpora Muhadjir Effendy kembali menyinggung kronologi Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Sebuah perjalanan panjang telah dilalui. Dimulai dari proses bidding hingga terpilih oleh FIFA. Menurut Muhadjir, terkait hal itu, Indonesia tidak asal mengajukan lamaran.
"Tentu saja harus meyakinkan, agar lamarannya diterima dengan segala konsekuensinya," kata tokoh tokoh berusia 66 tahun ini dalam Rapat Kerja antara Kemenpora dengan Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (28/3/2023).
Muhadjir melanjutkan, ajang ini seharusnya berlangsung pada 2021. Namun karena pandemi Covid-19, ditunda. FIFA, jelas dia, tetap memprioritaskan Indonesia sebagai tuan rumah.
Setelahnya semua stakeholder di tanah air mematangkan persiapan. Pertemuan demi pertemuan dilakukan. Salah satu keputusannya yakni menetapkan enam daerah sebagai penyelenggara.
"Jakarta, Solo, Surabaya, Bandung, Bali, Palembang. Dengan berbagai macam pertimbangan. Masing-masing pemerintah provinsi harus memberikan government guarantee," ujar Muhadjir.
Artinya, seharusnya para kepala daerah terkait sudah memberikan jaminan sebagai penyelenggara. Kemudian ada perjanjian dengan pihak yang mempunyai stadion. Tak kalah pentingnya berkoordinasi dengan pengelola fasilitas latihan.
"Jadi ada tiga komitmen. Karena itu, kalau pemprov yang semula sudah memberikan jaminan, kemudian melakukan penolakan, itu cukup berat dalam konteks ini. Tidak hanya sekadar membatalkan garansi, tapi kemudian menolak, tentu saja beda. Ada yang sesuatu harus kita pertimbangkan betul," tutur Muhadjir.
Ia menjelaskan, sebagai calon tuan rumah, Indonesia sudah melakukan prosedur teknis sesuai aturan. Persiapan infrastruktur menjadi fokus akhir. Setelah diperiksa, hanya ada dua lapangan yang dapat catatan FIFA.
"Sudah kita kebut. Kita datangkan alat penjahit rumput dari luar. Sedang dikerjakan. Di Bali dan di Jawa Barat. Itu hanya catatan kecil. Pasti kami selesaikan. Dari sisi pemerintah sudah Selesai. Termasuk persiapan atlet, timnas kita. Intinya, secara teknis Indonesia sudah sangat siap menyelenggarakan event ini," ujar Muhadjir.