REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Kasus infeksi H3N8 yang juga dikenal flu burung dilaporkan di Provinsi Guangdong, China, yang berbatasan dengan wilayah otonom Hong Kong dan Makau. Kasus flu burung dilaporkan otoritas kesehatan setempat di Kota Zhongshan, yang dihuni sekitar 4,4 juta jiwa, menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Provinsi Guangdong, dilansir dari Anadolu, Selasa (28/3/2023).
Seorang perempuan berusia 56 tahun dengan mieloma multipel dan penyakit bawaan lainnya dinyatakan terinfeksi virus flu burung H3N8. Berdasarkan blog Flu Burung Harian, temuan tersebut adalah kasus ketiga di China sejak 2022.
"Perempuan itu mempunyai riwayat terpapar unggas hidup sebelum muncul penyakit tersebut dan juga riwayat aktivitas burung liar di sekitar rumahnya," tulis pernyataan otoritas China.
Pejabat kesehatan melakukan penyelidikan epidemiologis, manajemen pelacakan kontak erat, investigasi tempat terkait epidemi dan pemusnahan hewan di lokasi. Sejauh ini tidak ditemukan hal yang mencurigakan pada kontak erat.
Otoritas mengatakan kasus tersebut diyakini sebagai kasus sporadis dan pada tahap ini risiko penularan virus kecil. Akan tetapi, otoritas kesehatan China meminta masyarakat setempat agar menjauhi kontak langsung dengan unggas hidup dan unggas mati dalam kehidupan sehari-hari, menjaga diri, memperhatikan kebersihan makanan, memisahkan daging mentah dan masak serta memasak daging sampai matang sebelum dikonsumsi.
"Orang dengan gejala pernapasan seperti nyeri harus menggunakan masker dan segera mungkin melakukan pengobatan," lanjut pernyataan tersebut.