Rabu 29 Mar 2023 05:51 WIB

Setelah Dipakai, Seberapa Sering Pakaian Perlu Dicuci?

Beberapa pakaian tidak perlu dicuci sesering yang lain.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Qommarria Rostanti
Seorang wanita membawa pakaian yang akan dicuci (ilustrasi). Mencuci pakaian terlalu sering tidak hanya mengurangi umur panjang pakaian, tetapi juga berdampak signifikan terhadap lingkungan.
Foto: www.freepik.com
Seorang wanita membawa pakaian yang akan dicuci (ilustrasi). Mencuci pakaian terlalu sering tidak hanya mengurangi umur panjang pakaian, tetapi juga berdampak signifikan terhadap lingkungan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mencuci pakaian terlalu sering tidak hanya mengurangi umur panjang pakaian, tetapi juga berdampak signifikan terhadap lingkungan. Direktur Eksekutif Good Housekeeping Institute’s Home Care and Cleaning Lab, Carolyn Forte, mengatakan rumah tangga di Amerika rata-rata memiliki sekitar 300 muatan cucian setahun.

Satu muatan dapat menggunakan tujuh hingga 25 galon air, tergantung pada mesinnya. Mencuci pakaian dengan air panas dan menggunakan pengering menghabiskan banyak energi. "Kebanyakan orang mungkin mencuci pakaian mereka lebih sering dari yang dibutuhkan,” kata Forte dilansir Huffpost, Selasa (28/3/2023).

Baca Juga

Namun, jangan menunda terlalu lama mencuci pakaian karena dapat menyebabkan beberapa potensi masalah kulit, infeksi jamur, dan masalah bau. Dokter kulit dan profesor dermatologi di Rumah Sakit Mount Sinai di New York City, Joshua Zeichner, mengatakan keringat, minyak, sel kulit mati, dan mikroorganisme seperti bakteri atau jamur dapat berpindah ke pakaian. Saat pakaian kotor dibiarkan, mikroorganisme memiliki waktu untuk tumbuh dan berkembang biak.

Dokter kulit di Geria Dermatology di Verona, New Jersey, Aanand Geria mengatakan jarang mencuci pakaian juga dapat menyebabkan folikulitis dan munculnya jerawat. Pakaian kotor dapat memerangkap minyak, sel kulit mati, dan kotoran lainnya pada kulit, menyebabkan pori-pori tersumbat dan berjerawat. Bakteri dan keringat yang terkumpul pada pakaian yang tidak dicuci juga dapat menyebabkan bau busuk yang sulit dihilangkan, bahkan setelah dicuci.

Namun, beberapa pakaian tidak perlu dicuci sesering yang lain. Salah satu aturan praktis dari Zeichner adalah semakin dekat pakaian dengan kulit, maka semakin sering harus dicuci. Itu termasuk hal-hal seperti pakaian dalam, kaus kaki, kaus dalam, dan pakaian olahraga.

Ahli kebersihan Becky Rapinchuk menyarankan pakaian apa pun yang tampak kotor, ternoda, atau berbau, dapat dimasukkan ke cucian. Dokter kulit Miami, Annie Gonzalez, mengatakan jika hanya di rumah atau bekerja dari rumah, dan tidak banyak berkeringat, Anda mungkin dapat mengenakan pakaian tiga atau empat kali sebelum mencucinya.

Jeans juga bisa dipakai setidaknya beberapa kali sebelum dicuci. Pakaian yang tidak membuat kontak dekat dengan tubuh tidak perlu terlalu sering dicuci. Pakaian luar seperti mantel, jaket, dan barang-barang yang dikenakan di atas pakaian lain seperti jubah mandi dan sweater, bisa lebih lama dicuci karena cenderung dipakai untuk waktu yang lebih singkat.

Hal yang sama berlaku untuk pakaian yang lebih rapi di lemari yang mungkin hanya Anda kenakan sesekali. Misalnya, jas, gaun malam, dan gaun koktail biasanya terbuat dari kain halus yang membutuhkan perawatan khusus.

Berikut beberapa tips dan trik dari para ahli yang penting untuk diingat. Di sela-sela pemakaian, jangan memasukkan pakaian yang sudah dipakai ke dalam laci atau bagian lemari. Gantung pakaian tersebut di tempat yang lebih terbuka, atau bahkan di luar ruangan.

Anda juga dapat menggunakan steamer pakaian atau menyemprot item dengan produk seperti penghilang bau pakaian. Untuk memperpanjang waktu antara mencuci, Anda juga dapat mencoba membersihkan noda atau menggantung pakaian di kamar mandi.

Untuk denim yang membutuhkan penyegaran, beberapa orang mengaku memasukkan jeans ke dalam freezer semalaman. Tindakan ini tidak akan membunuh bakteri, tetapi itu membuat jeans terasa lebih bersih.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement