Rabu 29 Mar 2023 15:58 WIB

Banyak Pengguna Twitter Menolak Tarif Centang Biru, Mengapa?

Pengguna yang ingin mempertahankan centang biru mereka kini harus membayar.

Rep: Santi Sopia/ Red: Natalia Endah Hapsari
Bos Twitter Elon Musk telah memasang tarif untuk pengguna yang ingin mendapatkan tanda centang biru di Twitter. Pengguna yang ingin mempertahankan centang biru mereka harus membayar dan beralih ke langganan premium.
Foto: EPA/Andrew Gombert
Bos Twitter Elon Musk telah memasang tarif untuk pengguna yang ingin mendapatkan tanda centang biru di Twitter. Pengguna yang ingin mempertahankan centang biru mereka harus membayar dan beralih ke langganan premium.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Bos Twitter Elon Musk telah memasang tarif untuk pengguna yang ingin mendapatkan tanda centang biru di Twitter. Pengguna yang ingin mempertahankan centang biru mereka harus membayar dan beralih ke langganan premium.

William Shatner, Monica Lewinsky, dan beberapa nama terkenal lain bisa kehilangan tanda centang biru mereka jika tidak beralih ke premiun. Sebelum era kepemimpinan Musk, tanda centang biru digunakan untuk memverifikasi identitas pengguna di platform media sosial tersebut.

Baca Juga

Beberapa pengguna lama, termasuk legenda "Star Trek" berusia 92 tahun, Shatner, menolak membeli layanan premium. Layanan ini merupakan gagasan Musk yang telah ia perjuangkan sejak menjadi pemilik dan kepala eksekutif Twitter.

Setelah berbulan-bulan tertunda, Musk mengumumkan bahwa hari Jumat adalah batas waktu bagi selebritas, jurnalis, dan lainnya yang telah diverifikasi secara gratis untuk beralih ke premium jika tidak ingin kehilangan centang biru mereka.

"Ini akan menjadi luar biasa," cuit Musk pada Senin, menanggapi pengguna Twitter yang mencatat bahwa Jumat juga merupakan Hari April Mop, dikutip dari Japan Today, Rabu (29/3/2023).

Setelah membeli Twitter seharga 44 miliar dolar AS pada bulan Oktober, Musk telah mencoba untuk meningkatkan pendapatan platform tersebut. Salah satunya dengan mendorong lebih banyak pengguna untuk membayar langganan premium.

Langkah Musk juga mencerminkan pernyataannya bahwa tanda verifikasi biru telah menjadi simbol status yang tidak pantas atau "korup" untuk tokoh elit dan reporter berita.

Selain memverifikasi selebritas, salah satu alasan utama Twitter menandai profil dengan tanda centang biru gratis yang dimulai 14 tahun lalu adalah untuk memverifikasi politisi, aktivis, dan orang-orang yang tiba-tiba muncul di berita. Selain itu juga untuk jurnalis yang kurang dikenal di media kecil di seluruh dunia. Tujuannya juga untuk membatasi misinformasi yang berasal dari akun palsu.

Apakah langkah beralih ke premium bisa jadi solusi? Rupanya aktivis Monica Lewinsky menemukan banyak akun palsu yang mengatasnamakan sebagai dirinya. Bahkan, itu termasuk satu orang yang telah membayar layanan premium untuk tanda centang biru.

Dia pun mempertanyakam keamanan digital Twitter. “Apakah ini adil untuk orang yang selama ini  ditiru? Kebohongan telah menyebar luas sebelum kebenaran akhirnya muncul?”

Tokoh lain seperti aktor William Shatner juga menandai akun Musk dengan cuitan keluhan tentang perubahan yang dijanjikan. “Percuma saja saya di sini selama 15 tahun memberikan (emoji jam) dan pikiran cerdas saya,” tulisnya. "Sekarang Anda mengatakan bahwa saya harus membayar untuk sesuatu yang Anda berikan kepada saya secara gratis?" kata dia.

Musk menjawab bahwa seharusnya tidak ada standar yang berbeda untuk selebriti. "Ini lebih tentang memperlakukan semua orang secara setara," cuit Musk.

Sampai saat ini, ada kelompok yang masih memiliki centang biru tetapi tampaknya belum membayar biaya premium. Sejumlah figur itu seperti Beyoncé, Stephen King, Barack dan Michelle Obama, Taylor Swift, Tucker Carlson, Drake, dan Musk sendiri yang memiliki pesan profil bahwa itu adalah akun terverifikasi yang lama.

Musk meluncurkan layanan yang centang biru kepada siapa saja yang bersedia membayar 8 dolar AS per bulan. Tetapi setelah kebijakan itu, justru banyak ditemukan akun palsu, termasuk yang meniru Nintendo hingga bisnis lain Musk seperti Tesla dan SpaceX.

Hal itu berujung pada Twitter yang harus menangguhkan sementara layanan tersebut setelah beberapa hari diluncurkan.

Layanan yang diluncurkan kembali dikenai biaya 8 dolar AS per bulan untuk pengguna web dan 11 dolar AS per bulan untuk pengguna iPhone dan iPad. Pelanggan juga dijanjikan melihat lebih sedikit iklan dapat memposting video berdurasi lebih panjang, dan cuitan mereka ditampilkan lebih menonjol. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement