Rabu 29 Mar 2023 09:00 WIB

Bolehkah Membakar Mushaf Alquran yang Sudah Rusak?

Tak sedikit mushaf-mushaf Alquran yang berserakan akibat rusak.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
  Bolehkah Membakar Mushaf Alquran yang Sudah Rusak?. Foto ilustrasi: Seorang anak laki-laki memilah kitab suci Alquran yang dia selamatkan dari bawah reruntuhan di reruntuhan Pesantren Al Buroq yang rusak parah saat gempa Senin, di Cianjur, Jawa Barat, Indonesia, Rabu, 23 November 2022. Lebih banyak penyelamat dan relawan dikerahkan Rabu di daerah yang hancur di pulau utama Indonesia Jawa untuk mencari korban tewas dan hilang akibat gempa bumi yang menewaskan ratusan orang.
Foto: AP/Rangga Firmansyah
Bolehkah Membakar Mushaf Alquran yang Sudah Rusak?. Foto ilustrasi: Seorang anak laki-laki memilah kitab suci Alquran yang dia selamatkan dari bawah reruntuhan di reruntuhan Pesantren Al Buroq yang rusak parah saat gempa Senin, di Cianjur, Jawa Barat, Indonesia, Rabu, 23 November 2022. Lebih banyak penyelamat dan relawan dikerahkan Rabu di daerah yang hancur di pulau utama Indonesia Jawa untuk mencari korban tewas dan hilang akibat gempa bumi yang menewaskan ratusan orang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tak sedikit mushaf-mushaf Alquran yang berserakan akibat rusak, baik di tempat ibadah (masjid ataupun mushala) maupun perkantoran dan rumah. Apakah tak berdosa jika membakar mushaf yang rusak tersebut?

KH Ali Mustafa Yaqub dalam buku Fatwa Imam Besar Masjid Istiqlal keluaran Penerbit Pustaka Firdaus menjelaskan, mushaf Alquran yang rusak, sobek, kotor, dan sebagainya yang menjadikannya tidak terbaca, maupun mushaf yang terdapat kesalahan tulis (cetak), semuanya boleh dibakar.

Baca Juga

Namun demikian abunya, kata KH Ali, harus dipendam secara terhormat di tanah. Abunya tidak diperkenankan dipendam di tempat kotor, tempat maksiat, atau tempat yang sering diinjak manusia maupun binatang. Hal ini demi menjaga kemuliaan Alquran.

Dalam kitab Shahih Bukhari dijelaskan bahwa setelah mengkodifikasikan Alquran, Sayyidina Usman bin Affan memerintahkan kaum Muslimin untuk membakar semua catatan Alquran mereka dan menjadikan mushaf Usmani sebagai satu-satunya pedoman dan acuan baku mushaf Alquran.

Dalam kasus ini tidak ada sahabat yang memprotes atau membantahnya, sehingga keputusan Sayyidina Usman tersebut menjadi ijma (konsesus) sahabat. Dan ijma sahabat merupakan salah satu sumber hukum dalam Islam.

Ada juga keterangan Abdullah bin Mas’ud yang memprotes kebijakan Sayyidina Usman itu. Namun protesnya bukan pada kebijakan pembakaran mushaf, melainkan pada kebijakan menjadikan mushaf Usmani sebagai satu-satunya pedoman dan acuan baku mushaf.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement