Rabu 29 Mar 2023 13:20 WIB

Menlu Jepang Pertimbangkan Kunjungi Cina Akhir Pekan Ini

Jepang mendesak Cina untuk membebaskan warganya yang ditahan di Cina sejak awal Maret

Bendera Cina dan Jepang. Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi sedang mempertimbangkan untuk mengunjungi Cina akhir pekan ini, kata sejumlah sumber pemerintah Jepang pada Selasa (28/3/2023).
Bendera Cina dan Jepang. Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi sedang mempertimbangkan untuk mengunjungi Cina akhir pekan ini, kata sejumlah sumber pemerintah Jepang pada Selasa (28/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi sedang mempertimbangkan untuk mengunjungi Cina akhir pekan ini, kata sejumlah sumber pemerintah Jepang pada Selasa (28/3/2023). Kunjungan ke Cina dipertimbangkan karena hubungan antara kedua negara masih tegang akibat berbagai masalah, termasuk penahanan oleh Beijing baru-baru ini terhadap seorang pengusaha Jepang, juga pertikaian kewilayahan antara kedua negara.

Jika rencana kunjungan ke Cina selama dua hari mulai Sabtu (1/4/2023) terwujud, itu akan menjadi kunjungan pertama menteri luar negeri Jepang ke Cina sejak Desember 2019. Hayashi diperkirakan akan mengadakan pertemuan pertamanya dengan Menlu Cina Qin Gang, menurut sumber pemerintah tersebut seperti dikutip kantor berita Kyodo.

Baca Juga

Qin Gang merupakan mantan duta besar Cina untuk Amerika Serikat yang menggantikan Wang Yi pada akhir Desember 2022. Hayashi kemungkinan akan menuntut agar Cina membebaskan warga negara Jepang yang ditahan sejak awal Maret karena dicurigai terlibat dalam kegiatan mata-mata, lanjut sumber tersebut.

Penahanan karyawan perusahaan farmasi Jepang Astellas Pharma Inc. semakin memperkeruh hubungan antara kedua negara kekuatan Asia tersebut.

Kedua negara telah berselisih mengenai hak atas Kepulauan Senkaku yang dikelola Jepang di Laut Cina Timur, yang diklaim oleh Cina sebagai Pulau Diaoyu, lokasi kapal penjaga pantai Cina berkali-kali memasuki perairan teritorial Jepang di sekitar kepulauan itu.

Kunjungan itu direncanakan setelah Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Presiden Cina Xi Jinping sepakat untuk mengatur perjalanan Hayashi ke China ketika kedua pemimpin itu bertemu pada November 2022 di Bangkok untuk pembicaraan tatap muka pertama mereka.

Ketegangan antara Cina dan Amerika Serikat juga meningkat karena sejumlah hal, seperti Taiwan, yakni sebuah pulau demokratis yang memiliki pemerintahan sendiri yang dipandang Beijing sebagai bagian tak terpisahkan dari Cina yang pada akhirnya akan dipersatukan kembali dengan Cina daratan.

Kishida dan Xi bertemu di Bangkok, Thailand di sela-sela pertemuan para pemimpin Forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC). Itu adalah pertemuan tatap muka pertama antara pemimpin Jepang dan Cina selama hampir tiga tahun.

Sementara itu, Qin Gang mengundang Hayashi ke Cina selama pembicaraan mereka melalui telepon pada awal Februari. Akibat pandemi Covid-19 yang dimulai pada awal 2020, tidak ada diplomat tinggi Jepang yang mengunjungi Cina sejak Desember 2019, yakni tahun ketika Menteri Luar Negeri Jepang saat itu,Toshimitsu Motegi, mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Cina saat itu, Wang Yi, di Beijing.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement