REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Keputusan manajemen Bayern Muenchen untuk menunjukan Thomas Tuchel sebagai pengganti Julian Nagelsmann di kursi pelatih tim utama Muenchen diklaim bakal menimbulkan dampak tersendiri. Dampak itu bahkan bakal dirasakan Chelsea selaku klub terakhir yang pernah ditangani Tuchel.
Pelatih asal Jerman itu berharap bisa kembali bekerja sama dengan sejumlah penggawa Chelsea di Bayern Muenchen. Tuchel dilaporkan sudah meminta manajemen Muenchen untuk berkomunikasi dengan salah satu pemilik Chelsea, Todd Boehly, terkait potensi kepindahan sejumlah pemain pada jendela transfer awal musim depan.
Kendati begitu, dari sederet nama pemain Chelsea yang memiliki peluang bereuni dengan Tuchel, mantan pelatih Paris Saint-Germain (PSG) itu memiliki pemain prioritas. Adalah Mason Mount yang diharapkan bisa memperkuat Muenchen pada musim depan.
''Mount adalah salah satu pemain favorit Tuchel selama 18 bulan menukangi klub asal London Barat tersebut. Namun, hingga kini, belum ada komunikasi yang terjalin antara dua klub, terutama yang membahas kepindahan Mount,'' tulis laporan The Sun, Rabu (29/3/2023).
Mount memang mendapatkan kesempatan menghuni tim utama Chelsea saat the Blues masih ditangani Frank Lampard. Namun, kala Chelsea dibesut Tuchel, Mount mampu menunjukan peningkatan performa secara signifikan, terutama dalam hal kemampuan mencetak gol.
Dari 86 penampilan di semua ajang selama Chelsea ditangani Tuchel, Mount mengemas 19 gol dan 20 assist. Gelandang berusia 24 tahun itu memiliki rataan gol per laga lebih tinggi saat bekerja sama dengan Tuchel dibanding Lampard.
Tuchel, yang mengakhiri kiprah di Chelsea pada September 2022, sepertinya bisa memaksimalkan kemampuan Mount. Tidak hanya itu, Muenchen juga siap memanfaatkan situasi kontrak Mount di Chelsea.
Kontrak jebolan akademi sepak bola Chelsea itu akan berakhir pada 2024 mendatang. Namun, Mount belum memberikan sinyal positif terkait kemungkinan menandatangani perpanjangan kontrak dengan the Blues.