REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Pedagang buah di pasar tradisional di kawasan Pulo Brayan, Medan, mengatakan bahwa pasokan timun suri pada pekan pertama bulan Ramadhan 2023 tersendat sehingga pembeli kerap sulit menemukan di tingkat pengecer.
"Mungkin karena akhir-akhir ini banyak hujan, jadi buahnya langka," salah satu pedagang, Noni, di Medan, Rabu (29/3/2023).
Menurut Noni, situasi tersebut membuat penjualan timun suri belum terlalu banyak meski Ramadhan sudah dimulai sejak 23 Maret 2023. Kondisi itu tidak seperti puasa tahun 2022, di mana dia bisa menjual 200-300 buah timun suri per hari.
"Tahun lalu penjualan bagus. Sekarang, buah tidak terlalu banyak," kata Noni, yang kini menjual timun suri dengan harga di kisaran Rp 7.500 hingga Rp 10 ribu per buah.
Pedagang lainnya, Manalu, juga mengeluhkan hal yang sama. Jarangnya pasokan membuat dia tidak bisa memperoleh timun suri berkualitas bagus. Akibatnya, pembeli jarang singgah dan tidak banyak terjadi transaksi jual beli timun suri di kiosnya.
Untuk mendongkrak penjualan, Manalu bahkan terpaksa menurunkan harga timun surinya dari Rp 10 ribu menjadi Rp 8 ribu per buah. Akan tetapi, kebijakan itu tidak membawa perubahan.
"Saya tidak bisa menjual sampai 100 timun suri sehari," kata Manalu.
Timun suri adalah buah musiman yang dijual hanya pada bulan Ramadhan. Buah ini biasanya dikonsumsi masyarakat saat berbuka puasa, dengan mencampurkannya ke dalam minuman.