ANTARIKSA -- Para astronom mengidentifikasi salah satu lubang hitam terbesar yang pernah ditemukan. Lubang hitam ultramasif ini kira-kira 30 miliar kali massa matahari.
Lubang hitam ditemukan menggunakan trik ruang-waktu yang diprediksi oleh mendiang fisikawan Albert Einstein yakni teknik pelensaan gravitasi. Pelensaan gravitasi adalah peristiwa pembelokan berkas cahaya oleh objek bermassa besar yang berada di antara objek sumber cahaya dan pengamat.
Lubang hitam kolosal ini mengintai 2,7 miliar tahun cahaya dari Bumi di galaksi paling terang di gugus galaksi Abell 1201. "Monster kosmik itu ada "di batas atas seberapa besar yang kami yakini bisa menjadi lubang hitam secara teoritis," kata para astronom, dilansir dari Live Science, Rabu (29/3/2023).
Ini adalah objek pertama dari banyak raksasa kosmik yang bisa dilihat tim di langit malam menggunakan teknik pelensaan gravitasi. Menemukan lubang hitam ultramasif hanyalah langkah pertama dalam mencari tahu bagaimana lubang hitam bisa tumbuh begitu besar.
Teori relativitas umum Einstein menjelaskan bagaimana benda-benda masif membengkokkan jalinan ruang-waktu. Ruang melengkung ini, pada gilirannya, menetapkan aturan bagaimana energi dan materi bergerak.
Para astronom dapat menggunakan pelensaan gravitasi untuk mendeteksi benda langit yang redup yang mungkin tidak terlihat.
"Sebagian besar lubang hitam terbesar yang kita ketahui berada dalam keadaan aktif, di mana materi yang ditarik ke dekat lubang hitam memanas dan melepaskan energi dalam bentuk cahaya, sinar-X, dan radiasi lainnya," ujar penulis studi James Nightingale, ahli astrofisika di Universitas Durham di Inggris.
Sementara itu, pelensaan gravitasi memungkinkan untuk mempelajari lubang hitam yang tidak aktif (yang tidak memberi makan sehingga tidak menghasilkan cahaya). Begitu mereka melihat busur cahaya melengkung di sekitar lubang hitam yang tidak aktif, para peneliti menggunakan informasi tentang bagaimana cahaya itu direntangkan untuk merekonstruksi ukuran lubang hitam.
Ilmuwan mengambil gambar beresolusi tinggi dengan Hubble Space Telescope dan memasukkan pengukuran ke dalam superkomputer DiRAC COSMA8. Dari sini, para peneliti mensimulasikan seberapa masif lubang hitam yang diperlukan untuk membelokkan cahaya sejauh yang dimilikinya.
Ilmuwan menemukan bahwa lubang hitam raksasa itu berukuran 30 miliar massa matahari. Ukuran ini sekitar 8.000 kali lebih besar dari lubang hitam supermasif di pusat Bima Sakti.
Lubang hitam terbesar yang pernah ditemukan adalah TON 618, yang kira-kira berukuran 40 miliar massa matahari.
Mempelajari lubang hitam yang lebih masif dengan cara ini dapat membantu para ilmuwan memahami bagaimana lubang hitam tumbuh hingga ukuran yang mustahil. Selain itu juga bisa membantu menyelidiki bagaimana lubang hitam memengaruhi evolusi alam semesta.
Makalah ini dipublikasikan 28 Maret di jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society.