Kamis 30 Mar 2023 00:30 WIB

Anak Kembali Mengompol? Waspada, Bisa Jadi Itu Pertanda Diebetes

Anak-anak juga bisa kena diabetes.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Anak sedang tidur (ilustrasi). Anak kembali mengompol harus diwaspadai karena dapat menjadi salah satu gejala diabetes melitus pada anak.
Foto: www.hippopx.com
Anak sedang tidur (ilustrasi). Anak kembali mengompol harus diwaspadai karena dapat menjadi salah satu gejala diabetes melitus pada anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak Anda kembali mengompol setelah lama sukses membuat kasurnya tetap kering saat tidur? Hal ini harus diwaspadai karena dapat menjadi salah satu gejala diabetes melitus pada anak.

Diabetes yang umumnya terjadi pada orang dewasa, saat ini menjadi salah satu risiko kesehatan yang patut diwaspadai karena dapat terjadi pada anak-anak dan remaja. Pasalnya, beberapa tahun belakangan ini Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan kasus diabetes melitus tipe 1 pada anak meningkat sebanyak 70 kali lipat sejak tahun 2010 hingga 2023.

Baca Juga

Peningkatan kasus ini tentunya memprihatinkan. Ditambah lagi dengan minimnya pemahaman terkait skrining, deteksi, pencegahan dini, dan penanganannya.

President of Indonesian Pediatric Society, Prof Dr dr Aman Bhakti Pulungan, mengatakan terdapat dua kategori diabetes yang umumnya dijumpai, yaitu diabetes mellitus tipe 1, diabetes mellitus tipe 2, dan tipe lain. Tipe 1 disebabkan genetik dan autoimun yang bisa terjadi pada anak karena salah satu atau kedua orang tua memiliki diabetes.

Sedangkan, diabetes tipe 2 biasanya terjadi akibat gaya hidup yang tidak sehat, berat badan yang berlebihan, dan kurangnya aktivitas fisik. Biasanya, kasusnya terdiagnosis pada usia pubertas atau lebih dewasa.

Oleh karenanya, peran orang tua sangat penting dalam memperhatikan kondisi kesehatan anak dengan mendeteksi gejala diabetes. Menurutnya, ada sejumlah gejala yang paling umum, di antaranya:

1. Polidipsi (lebih sering merasakan haus dan ingin minum sebanyak-banyaknya)

Anak akan merasa haus terus-menerus karena ketidakmampuan tubuh memproduksi hormon insulin sehingga tubuh mengalami dehidrasi.

2. Polifagi (meningkatnya nafsu makan namun tidak disertai stamina)

Walaupun diabetes bukan penyakit menular, namun penyakit ini dapat mengakibatkan berbagai komplikasi dan gangguan pada tubuh kembang anak. Anak dengan diabetes akan merasakan lapar terus-menerus meski baru selesai makan. Rasa lapar ini didorong oleh jumlah insulin yang tidak memadai sehingga gula tidak dapat diolah menjadi energi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement