REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Kaltim atau PKT, sebagai anak perusahaan BUMN Pupuk Indonesia, siap menjalankan penugasan Proyek Strategis Nasional (PSN) di Fakfak, Papua Barat dengan melakukan pembangunan pabrik urea baru.
"Pupuk Kaltim mendapat mandat dari pemerintah untuk melaksanakan Proyek Strategis Nasional berupa pembangunan pabrik urea baru di Fakfak, Papua Barat, dengan kapasitas 1,15 juta ton urea dan 825 ribu ton amoniak," ujar Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (29/3/2023).
Rahmad menyampaikan, jika nanti telah beroperasi, Pupuk Kaltim yang tadinya ada di posisi ke-6 di Asia Pasifik, akan bisa menduduki posisi keempat.
"Pembangunan pabrik ini juga akan memenuhi tren peningkatan kebutuhan pupuk, mendukung ketahanan pangan, dan meningkatkan pemberdayaan ekonomi dan masyarakat, khususnya di Indonesia timur," katanya.
Rahmad juga mengungkapkan bahwa Pupuk Kaltim masih terus berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk pemerintah pusat dan daerah dan pemangku kepentingan lainnya untuk kelancaran dimulainya pembangunan pabrik di Fakfak, Papua Barat. Sebagai tambahan dari rencana strategis tersebut, Pupuk Kaltim juga melakukan pengembangan bisnis di sektor hilirisasi petrokimia dan energi terbarukan.
Hilirisasi tersebut mencakup pengembangan produksi amonium nitrat yang diperkirakan dapat memenuhi sekitar 0,8 persen dari permintaan global serta produksi soda ash yang ditargetkan dapat menjadi substitusi impor hingga 30 persen dari kebutuhan nasional. Untuk menghadapi kemungkinan pertumbuhan pasar ke depannya, Pupuk Kaltim juga turut mempertimbangkan aspek pengembangan skala produksi dengan penerapan prinsip geographical excellence dalam pembangunan kompleks pabrik baru di Pulau Cendrawasih tersebut.
"Insya Allah, semuanya berjalan dengan lancar dan PSN Papua Barat ini akan beroperasi pada 2027 nanti," kata Rahmad.