Kamis 30 Mar 2023 12:03 WIB

4.000 Muslimah India Tahun Ini Berangkat Haji tanpa Mahram

Haji tahun ini akan sangat ramai karena tidak lagi menggunakan protokol kesehatan.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi haji.
Foto: AP Photo/Amr Nabil
Ilustrasi haji.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Kerajaan Arab Saudi beberapa waktu yang lalu telah mengumumkan perempuan boleh berhaji atau umrah tanpa mahram. Menyusul kebijakan tersebut, tahun ini 4.314 wanita India akan melakukan haji tanpa pendamping pria.

Anga ini termasuk yang terbesar, sejak reformasi pada 2018. Pejabat India menyebut hal ini merupakan tindak lanjut dari kebijakan menghapuskan kewajiban pendamping laki-laki selama ziarah ke Saudi.

Baca Juga

Dalam rangka persiapan haji, Kementerian Urusan Minoritas India telah membuat pengaturan komprehensif untuk kesehatan jamaah. Salah satunya dengan menyiapkan layanan kesehatan di bandara dan pemeriksaan medis oleh dokter pemerintah.

Untuk memastikan dukungan kesehatan yang berkualitas bagi jamaah, Kementerian Urusan Minoritas bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga. Hal ini dilakukan untuk pengaturan kesehatan komprehensif bagi tiap jamaah yang berencana mengunjungi Makkah.

Setiap tahun, Arab Saudi menampung sekitar 2,5 juta hingga 3 juta peziarah dari seluruh dunia. Negara India disebut-sebut mengirimkan kontingen jamaah haji terbesar ketiga di dunia.

Jumlah jemaah yang begitu besar juga menimbulkan tantangan kesehatan masyarakat yang unik. Dengan kondisi tersebut, kebutuhan medis jamaah haji di Makkah, Madinah dan Jeddah harus diperhatikan dengan baik.

Dilansir di NDTV, Kamis (30/3/2023), utuk tahun ini kuota 175.025 jamaah telah dialokasikan ke India. Penerbangan haji pertama dari India akan dimulai pada 21 Mei.

Untuk memastikan layanan yang komprehensif dan berkualitas, Menteri Urusan Minoritas Smriti Irani dan Menteri Kesehatan Mansukh Mandaviya telah melakukan serangkaian pertemuan yang didampingi pejabat dari kedua kementerian. Dalam tiga bulan terakhir, lebih dari 10 pertemuan telah diselenggarakan mengenai masalah ini dan rencana aksi terperinci telah diselesaikan.

Kementerian Kesehatan lantas mengeluarkan arahan ke semua negara bagian pada 21 Maret. Pemeriksaan medis dan sertifikat kebugaran diimbau diberikan kepada calon jamaah haji, yang mana format terperinci untuk pemeriksaan tersebut telah dikirim ke negara bagian.

Tahun ini, pemeriksaan medis dan sertifikat kebugaran dapat dikeluarkan oleh dokter medis allopathic pemerintah di Amerika Serikat/UT. Langkah ini dinilai akan memudahkan proses mendapatkan sertifikat pemeriksaan medis di seluruh negeri.

Selanjutnya, otoritas kesehatan negara bagian dan distrik juga akan mendirikan kamp untuk para peziarah terpilih. Pemeriksaan Medis dan Vaksinasi pra-keberangkatan juga akan diberikan kepada tiap jamaah haji.

Otoritas India juga menyebut nantinya status kesehatan jamaah akan tersedia bagi tim medis di Arab Saudi, melalui sarana digital. Tujuannya adalah agar pemberian layanan kesehatan bisa tepat waktu dan tepat sasaran, jika terjadi keadaan darurat.

Kementerian Kesehatan lantas menyebut akan mengadakan dan menyediakan Vaksin Meningitis Meningitis (QMMV) Quadrivalent dan Vaksin Influenza Musiman (SIV) kepada jamaah haji, dalam jumlah yang dibutuhkan.

Terakhir, layanan kesehatan juga akan dibentuk di semua bandara keberangkatan, untuk mengoordinasikan kebutuhan kesehatan jamaah selama keberangkatan.  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement