REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap manusia tak luput dari kesalahan. Namun demikian seorang Muslim diajarkan agar tidak pernah putus asa dalam menggapai maghfirah Allah SWT.
Sebab sebanyak apapun dosa dan kesalahan yang kita lakukan, lautan maghfirah Allah jauh lebih luas. Dengan selalu mengingat-ingat bahwa diri memiliki banyak kesalahan akan mendorong diri menjadi orang yang tawadhu' dan senantiasa memburu ampun Allah SWT serta menjalin hubungan baik dengan sesama manusia.
Nabi Adam Alaihi Salam dan Sayyidati Hawa tak pernah berhenti memohon ampunan Allah SWT ketika keduanya diturunkan ke bumi setelah berbuat kesalahan karena melanggar larangan Allah SWT memakan buah khuld. Setelah nabi Adam dan istrinya menyadari kesalahan yang diperbuatnya, yaitu menuruti ajakan setan dan meninggalkan perintah Allah, dia segera bertobat, menyesali perbuatannya. Allah mengajarkan kepada keduanya doa untuk memohon ampun.
Kemudian dengan segala kerendahan hati dan penuh khusyuk, mereka pun berdoa. Berikut doa memohon ampunan yang pernah dibaca nabi Adam sebagaimana dapat ditemukan dalam Alquran surat Al A'raf ayat 23:
رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
Rabbanaaa dzolamnaaa anfusanaa wa inlam taghfir lanaa wa tarhannaa lanakuunanna minal khosiriyn
“Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.”
Berkat ucapan doa yang benar-benar keluar dari lubuk hatinya dengan penuh kesadaran disertai keikhlasan, maka Allah memperkenankan doanya, mengampuni dosanya dan melimpahkan rahmat kepadanya.
Firman Allah:
فَتَلَقّٰٓى اٰدَمُ مِنْ رَّبِّهٖ كَلِمٰتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ ۗ اِنَّهٗ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia pun menerima tobatnya. Sungguh, Allah Maha Penerima tobat, Mahapenyayang. (al-Baqarah ayat 37)