REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Uni Eropa telah memberikan 10 paket sanksi sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari tahun lalu. Uni Eropa mengatakan, sanksinya dimaksudkan untuk memotong pendapatan Moskow dan akses ke teknologi yang digunakan dalam perang.
Namun, menurut catatan penelitian Parlemen Eropa, sanksi tidak memberikan dampak cukup parah untuk membatasi kemampuan Rusia berperang melawan Ukraina pada 2023. Selain itu, nyatanya sanksi yang diterapkan tidak membuat Uni Eropa memutus tali bisnis dengan Rusia. Salah satu alasannya, yakni keengganan Uni Eropa untuk menerima pukulan ekonomi yang lebih keras, dan kekhawatiran tentang efek riak pada rantai pasokan global.
Ketimbang menjatuhkan sanksi baru, Uni Eropa sekarang ingin menindak pelanggaran yang sudah diberlakukan. Para pejabat mengidentifikasi UEA, Turki, Armenia, Georgia, Kazakhstan, dan Kyrgyzstan sebagai rute pengelakan potensial.
Berikut ini adalah daftar sektor perdagangan Uni Eropa yang terus melakukan bisnis dengan Rusia, seperti dilaporkan Aljazirah, Rabu (29/3/2023).
1. Arus perdagangan
Pada 2021, Rusia adalah mitra dagang terbesar kelima Uni Eropa dengan pertukaran barang senilai 258 miliar euro atau 280 miliar dolar AS. Impor utama Uni Eropa adalah bahan bakar, kayu, besi dan baja, serta pupuk.
Sejak invasi pada 2022, nilai impor Uni Eropa dari Rusia turun setengahnya menjadi sekitar 10 miliar euro (10,85 miliar dolar AS) pada Desember lalu. Menurut data terbaru yang tersedia dari Eurostat, secara total, Uni Eropa mengimpor barang senilai 171 miliar euro (186 miliar dolar AS) dari Rusia, mulai dari Maret 2022 hingga akhir Januari 2023.
2. LNG
Uni Eropa menyetujui impor batu bara dan minyak laut Rusia tahun lalu. Pengiriman gas tidak terkena sanksi Uni Eropa, tetapi Moskow memangkas pengiriman gas melalui pipa ke Eropa sejak invasi. Pada 2022, Uni Eropa menerima sekitar 40 persen lebih sedikit gas Rusia dibandingkan beberapa tahun terakhir.
Sementara pengiriman LNG Rusia ke Eropa meningkat sejak perang menjadi 22 miliar meter kubik pada 2022, atau naik dari sekitar 16 bcm dari 2021.
Volume LNG lebih kecil dari pengiriman gas pipa Rusia, yaitu mencapai sekitar 155 bcm per tahun sebelum perang. Tetapi kenaikan tersebut telah menyebabkan beberapa negara meminta opsi hukum di bawah undang-undang Uni Eropa untuk memblokir impor LNG.
3. Nuklir
Uni Eropa juga tidak menjatuhkan sanksi terhadap industri nuklir Rusia. Impor Uni Eropa untuk produk industri nuklir Rusia mencapai hampir 750 juta euro (814 miliar dolar AS) pada 2022. Badan nuklir Uni Eropa, Euratom mengatakan, Rusia menyediakan seperlima uranium yang digunakan oleh utilitas Uni Eropa pada 2021, serta seperempat konversi dan sepertiga layanan pengayaan.
Kementerian Rnergi Prancis membantah bagian dari laporan Greenpeace, yang bulan lalu mengatakan Paris telah meningkatkan impor uranium yang diperkaya secara tajam dari Rusia sejak invasi. Paris mengatakan kontraknya dengan Rusia akan lebih mahal untuk dihentikan daripada dilanjutkan.
4. Berlian
Uni Eropa membeli berlian Rusia senilai 1,4 miliar euro (1,52 miliar dolar AS) tahun lalu. Uni Eropa tidak melarang impor permata atau penambang yang dikendalikan perusahaan negara Rusia, Alrosa, yang masuk daftar hitam.
Belgia yang merupakan rumah bagi pusat perdagangan berlian terbesar di dunia, Antwerpen, telah mengecewakan para elang blok tersebut dengan menentang Uni Eropa yang bertindak sendirian pada berlian Rusia. Uni Eropa, Amerika Serikat, dan negara G7 lainnya sekarang bekerja pada sistem keterlacakan untuk memeras berlian Rusia bersama-sama. Antwerp World Diamond Center mengatakan, mereka perlu menyertakan India yang bukan anggota G7 agar efektif.