Kamis 30 Mar 2023 12:58 WIB

Seratusan Akademisi Tolak Metode Konsinyasi Tuntaskan Kasus Lahan Wadas

Konsinyasi dinilai intimidasi dan cara kotor negara mengambil paksa tanah rakyat.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Agus raharjo
Aliansi Solidaritas Untuk Wadas menggelar unjuk rasa di Tugu Pal Putih Yogyakarta, Selasa (22/3/2022). Pada aksi Wadas Menggugat ini mereka menuntut Gubernur Jateng Ganjar Pranowo untuk menghentikan rencana penambangan batu andesit di Desa Wadas, Purworejo. Serta menuntut Ganjar Pranowo untuk mencabut IPL Bendungan Bener dan mengeluarkan Wadas dari IPL Bendungan Bener.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Aliansi Solidaritas Untuk Wadas menggelar unjuk rasa di Tugu Pal Putih Yogyakarta, Selasa (22/3/2022). Pada aksi Wadas Menggugat ini mereka menuntut Gubernur Jateng Ganjar Pranowo untuk menghentikan rencana penambangan batu andesit di Desa Wadas, Purworejo. Serta menuntut Ganjar Pranowo untuk mencabut IPL Bendungan Bener dan mengeluarkan Wadas dari IPL Bendungan Bener.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seratusan Akademisi lintas kampus yang tergabung dalam Solidaritas Akademisi untuk Wadas (Sadewa) menolak metode Konsinyasi atau penitipan ganti rugi melalui pengadilan dalam perkara lahan di Desa Wadas, Purworejo. Metode ini menyasar warga penolak tambang batuan andesit disana.

Baru-baru ini, Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Purworejo melayangkan surat No: AT.02.02/688-33.06/III/2023 yang ditujukan kepada Kepala Desa Wadas. Surat tersebut berisi pemberitahuan agar warga penolak tambang batuan andesit segera mengumpulkan berkas inventarisasi. Jika tidak, maka pihak BPN (atau para pihak terkait pemrakarsa) akan melakukan mekanisme Konsinyasi.

Baca Juga

"Mekanisme konsinyasi ini jelas merupakan bentuk intimidasi terhadap warga wadas penolak tambang, cara kotor negara untuk mengambil paksa tanah rakyat," kata perwakilan Sadewa, Rina Mardiana dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Kamis (30/3/2023).

SADEWA menjelaskan dalam ketentuan Pasal 42 ayat (2) UU 2/2012 tentang Pengadaan Tanah Pembangunan untuk Kepentingan Umum, menyebutkan konsinyasi hanya bisa dilakukan jika “penerima yang berhak” tidak diketahui keberadaannya, atau objek tanah sedang dalam perkara di pengadilan, masih dalam sengketa kepemilikan, diletakkan sita oleh pejabat berwenang, dan/atau masih menjadi jaminan bank. Dengan demikian, maka sikap warga Desa Wadas yang menolak pertambangan batuan andesit tersebut tidaklah memenuhi klausul persyaratan konsinyasi.

Sadewa juga memandang kegiatan pertambangan tidak termasuk dalam objek peruntukan pembangunan untuk kepentingan umum sesuai Pasal 10 UU 2/2012 tentang Pengadaan Tanah Pembangunan untuk Kepentingan Umum. "Artinya, kegiatan pertambangan bukanlah bagian dari objek pengadaan tanah untuk kepentingan umum. Perampasan tanah warga oleh negara melalui pemerintah, tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun," ujar Rina.

Oleh karena itu, Sadewa menegaskan konsinyasi adalah bentuk intimidasi, cara kotor negara untuk mengambil paksa tanah rakyat atas nama pembangunan. Sehingga Sadewa mendukung sikap warga Desa Wadas untuk menolak dengan tegas mekanisme konsinyasi tersebut sesuai UU Desa 6/2014.

"Meminta kepada Komnas HAM agar mendesak pemerintah untuk menghentikan segala bentuk intimidasi terhadap warga Desa Wadas. Negara harus menghargai sikap warga yang menolak melepaskan tanahnya demi mempertahankan ruang hidupnya yang merupakan bentuk kewenangan lokal berskala desa dan merupakan asas rekognisi-subsidiaritas," tegas Rina.

Berikutnya, Sadewa menyerukan kepada seluruh kelompok masyarakat sipil untuk memberikan solidaritas tanpa batas kepada warga Desa Wadas. "Solidaritas ini adalah ujian kewarasan intelektual kita. Simbol perlawanan kita terhadap mekanisme dan praktek penyelenggaraan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang menindas rakyat," sebut Rina.

Daftar nama akademisi yang ikut bersolidaritas untuk perjuangan warga Desa Wadas :

1.Busyro Muqoddas (FH UII/PP Muhammadiyah)

2.Herlambang P Wiratraman (Universitas Gajah Mada Yogyakarta)

3.Satria Unggul Wicaksana (Universitas Muhammadiyah Surabaya)

4.Herdiansyah Hamzah (Universitas Mulawarman Samarinda)

5.Rina Mardiana (Institut Pertanian Bogor)

6.Dhia Al Uyun (Universitas Brawijaya Malang)

7.Syukron Salam (Universitas Negeri Semarang)

8.Achmad (Universitas Sebelas Maret Surakarta)

9.Abdil Mughis Mudhoffir (Universitas Negeri Jakarta)

10.Saiful Mahdi (Universitas Syiah Kuala Banda Aceh)

11.Fajri M. Muhammadin (Universitas Gajah Mada Yogyakarta)

12.Saivol V (Universitas Islam Kadiri, Kediri)

13.Hasrul Halili (Universitas Gajah Mada Yogyakarta)

14.Anang Zubaidy (Universitas Islam Indonesia Yogyakarta)

15.Maneger Nasution (Universitas Muhammadiyah Prof.Dr HAMKA Jakarta)

16.David Efendi (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)

17.Bambang Widjojanto (Universitas Darussalam Gontor Ponorogo)

18.Riri Anggraeni (Universitas Tadulako Palu)

19.Suparman Marzuki (Universitas Islam Indonesia Yogyakarta)

20.Wahyudi Kurniawan (Universitas Muhammadiyah Malang)

21.Faisal (universitas Muhammadiyah Sumatera Utara)

22.Sobirin (Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta)

23.Heru Susetyo (Universitas Indonesia)

24.Soelistyowati Irianto (Universitas Indonesia)

25.Louise Theresia (Universitas Palangkaraya)

26.Tristam Moeliono (Universitas Parahiyangan Bandung)

27.Bivitri Susanti (STHI Jentera Jakarta)

28.I Ngurah Suryawan (Universitas Papua)

29.Dhoni Zustiyantoro (Universitas Negeri Semarang)

30.Dian Noeswantari (PUSHAM UBAYA Surabaya)

31.Halimah Humayrah T (Universitas Pamulang)

32.Al Khanif (CHRM2 Universitas Jember)

33.Zico Junius Fernando (Universitas Bengkulu)

34.Fachrizal Afandi (Universitas Brawijaya Malang)

35.Fikri Hadin (Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)

36.Wicaksana Dramanda (Universitas Islam Bandung)

37.Cynthia Hadita (Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara)

38.Robertus robert (Universitas Negeri Jakarta)

39.Idhamsyah E Putra (Universitas Persada Indonesia Jakarta)

40.Zainal Arifin Mochtar (Universitas Gajah Mada Yogyakarta)

41.Muhammad Nasrum (Universitas Tadulako, Palu)

42.Andhika Yudha ( Universitas Negeri Malang)

43.Fajrurahman Jurdi ( Universitas Hassanudin Makassar)

44.Widodo Dwi Putro (Universitas Mataram NTB)

45.Haris Azhar (STHI Jentera Jakarta)

46.Aan Eko Widiarto (Universitas Brawijaya Malang)

47.Asfinawati ( STHI Jentera Jakarta)

48.Saleh Safei (Universitas Syiah Kuala Banda Aceh)

49.Ubedillah Badrun (Universitas Negeri Jakarta)

50.I Gusti Agung Made Wardana (Universitas Gajah Mada Yogyakarta)

51.Mirza Satria Buana (Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)

52.Hari Nugroho (Universitas Indonesia, Jakarta)

53.Orin Gusta Andini ( Universitas Mulawarman Samarinda)

54.Muhammad Ridwansyah ( Universitas Sains Cut Nyak Dien Langsa Aceh)

55.Devi Rahayu ( Universitas Trunojoyo Madura)

56. Alfian ( Universitas Mulawarman Samarinda)

57.Sholihin Bone (Universitas Mulawarman Samarinda)

58.Umar Sholahuddin ( Universitas Wijaya Kusuma Surabaya)

59.Aris Irawan (Universitas Borneo Kaltara)

60.Haidar Adam (Universitas Airlangga Surabaya)

61.Muhammad Ali Safaat (Universitas Brawijaya Malang)

62.Benny D Setianto ( Universitas Katolik Indonesia SOEGIJAPRANATA)

63.Elvira Ruakumbu (Universitas Cendrawasih Papua)

64.Rafika Qurotaayun (Universitas Indonesia Jakarta)

65.Retna Hanani (Universitas Diponegoro Semarang)

66.Dwi Aryanti ( Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta)

67.Wiwik Haryanti ( Universitas Mulawarman Samarinda)

68. Jupri (Universitas Ichsan Gorontalo)

69.Bilal Dewansyah (Universitas Padjajaran Bandung)

70.Hani Yulindrasari (Universitas Pendidikan Indonesia Bandung)

71.Irwansyah (Universitas Indonesia)

72.Indah Cahyaning (Universitas Trunojoyo Madura)

73.Virgayani Fatah ( Universitas Tadulako Palu)

74.Richo A Wibowo (Universitas Gajah Mada)

75.Irham Rosyidi (Universitas Khairun Ternate).

76.Fery Amsari (Universitas Andalas Padang)

77.Amira Paripurna (Universitas Airlangga Surabaya)

78.Idul Rishan ( Universitas Islam Indonesia Yogyakarta)

79.Muhammad Ridha (FUF UIN Alauddin Makassar)

80.Bill Nope (Universitas Nusa Cendana, Kupang NTT)

81.Manunggal K Wardaya (Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto)

82.Najidah (Universitas Mulawarman Samarinda)

83.Haris Retno (Universitas Mulawarman Samarinda)

84.Sri Murlianti (Universitas Mulawarman Samarinda)

85. Inna Junaenah (Universitas Padjajaran Bandung)

86. Aris Shopa (Universitas Negeri Malang)

87. Muhammad Nasir (Universitas Balikpapan)

88. Benny Kurnia Illahi ( Universitas Bengkulu)

89. Sigit Riyanto ( FH UGM).

90. Rifqi S Assegaf (STHI Jentera)

91. Sri Lestari Wahyuningroem (Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta)

92. Rachmad Syafaat (Universitas Brawijaya Malang)

93. Susi Dwi Harijanti (FH Universitas Padjadjaran Bandung)

94.Joko Ismono FH UWP Surabaya

95.Joeni Arianto Kurniawan (FH Unair)

96.Yance Arizona (FH UGM)

97. Charles Simabura (FH Universitas Andalas Padang)

98. Hermanto Rohman (FISIP Universitas Jember)

99.A.B. Widyanta (FISIPOL UGM)

100. Totok Dwi Diantoro (FH UGM)

101.Hadi Rahmat Purnama (FH Universitas Indonesia)

102. Cenuk Sayekti (Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga)

103.Ujuh Juhana (FH Universitas Muhammadiyah Sukabumi)

104.Anshari (FH Universitas Muhammadiyah Pontianak)

105.Andi Ahmad Yani (FISIP Unhas)

106. Moh Syafi’ie (Univ Islam Indonesia)

107. Virga Dwi Efendi (FH UGM)

108. Hania Rahma (Peneliti Independen)

109. Cekli S. Pratiwi (SEPAHAM Indonesia)

110.Handrawan (FH Universitas Halu Oleo Kendari)

111.A. Syatori (IAIN Syekh Nurjati Cirebon)

112.Saiful Totona (STISIP Widuri Jakarta)

113.Kasmiati (Univ Sulawesi Barat).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement