Kamis 30 Mar 2023 16:31 WIB

Perbankan Global Terguncang, LPS: Jangan Khawatir

Ekonomi Indonesia dinilai lebih resilien terhadap gejolak eksternal.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
 Ilustrasi foto menunjukkan logo Silicon Valley Bank (SVB) pada perangkat seluler di depan laptop dengan logo Credit Suisse di Washington, DC, AS, Selasa (14/3/2023). Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan masyarakat, khususnya para pelaku industri di Indonesia untuk tidak terlalu mencemaskan dinamika perbankan global.
Foto: EPA-EFE/JIM LO SCALZO
Ilustrasi foto menunjukkan logo Silicon Valley Bank (SVB) pada perangkat seluler di depan laptop dengan logo Credit Suisse di Washington, DC, AS, Selasa (14/3/2023). Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan masyarakat, khususnya para pelaku industri di Indonesia untuk tidak terlalu mencemaskan dinamika perbankan global.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pascaguncangan yang terjadi di perbankan Amerika Serikat (AS), ternyata perbankan di Eropa juga berpotensi mengalami guncangan yang disebabkan oleh berbagai haL seperti likuiditas yang tersendat dan persoalan gagal bayar. Menyikapi hal tersebut, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan masyarakat, khususnya para pelaku industri di Indonesia untuk tidak terlalu mencemaskan dinamika tersebut.

“Pelaku industri sebetulnya tidak perlu terlalu cemas karena kondisi perekonomian kita cukup resilien terhadap gejolak eksternal," kata Purbaya dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (30/3/2023).

Baca Juga

Purbaya menjelaskan, sebagian besar ekonomi Indonedia didorong oleh konsumsi domestik. Meskipun begitu, Purbaya menegaskan kewaspadaan terhadap berbagai ketidakpastian perlu dilakukan dengan selalu menjaga permodalannya pada level tebal.

Dia mengimbau, pelaku industri agar dapat melihat berbagai sektor yang sekarang memiliki peluang besar. Dengan begitu, dana dari perbankan dapat tersalurkan.

Terkait dengan likuiditas, Purbaya menuturkan saat ini secara keseluruhan industri perbankan memiliki likuiditas yang sangat ample. "Namun diversifikasi instrumen keuangan tetap harus dilakukan supaya ketersediaan dana selalu mencukupi," jelas Purbaya.

Dia menambahkan, industri perbankan nasional masih dalam kondisi yang stabil. Secara nasional, lanjut Purbaya. NPL perbankan berada di posisi yang sehat yaitu 2,59 persen per Januari 2023.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement