Kamis 30 Mar 2023 17:30 WIB

Respons Pernyataan Jokowi Soal Macet Jakarta, Politikus PDIP: Kita Terlambat 50 Tahun

Pemprov DKI sejak dulu tidak memanfaatkan jalur train dari zaman Belanda.

Rep: Eva Rianti/ Red: Teguh Firmansyah
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan pada ruas tol dalam kota di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (29/3/2023). Kemacetan pada ruas jalan protokol di Jakarta terjadi lebih awal selama bulan Ramadan sekitar pukul 16.00 WIB, yang diakibatkan jam masuk kerjaa yang lebih awal dan masyarakat mengejar waktu untuk berbuka puasa di rumah.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan pada ruas tol dalam kota di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (29/3/2023). Kemacetan pada ruas jalan protokol di Jakarta terjadi lebih awal selama bulan Ramadan sekitar pukul 16.00 WIB, yang diakibatkan jam masuk kerjaa yang lebih awal dan masyarakat mengejar waktu untuk berbuka puasa di rumah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak menanggapi statement Presiden RI Joko Widodo yang menyebut bahwa kemacetan yang terjadi di Jakarta disebabkan pembangunan transportasi yang terlambat sekitar 30 tahun. Menurutnya, keterlambatan pembangunan justru lebih jauh dari persepsi Jokowi.

"Saya tidak setuju karena bukan 30 tahun, malah terlambat 50 tahun," kata Gilbert saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Kamis (30/3/2023).

Baca Juga

Keterlambatan itu lantaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sejak dulu tidak memanfaatkan jalur train yang ada pada zaman Belanda. "Dulu kita punya jalur train di tengah kota dari zaman Belanda, kenapa itu tidak diurusin, harusnya itu kan dipertahankan seperti di Singapura dan Melbourne yang memiliki train dari awal dipertahankan dan ditambah," tuturnya.

Berbeda dengan kota yang ada di pusat Negeri Singa ataupun Negeri Kangguru, jalur train di Jakarta justru seolah hilang ditelan bumi. Baru ketahuan ketika adanya jalur tersebut saat penggalian proyek MRT pada akhir 2022 yang lalu.