REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), emiten anak usaha Pertamina di sektor panas bumi, mencatat kinerja positif pada 2022. Kinerja positif itu dicapai setelah dilakukan program efisiensi, penjualan uap, listrik, dan pendapatan lain-lain yang berkontribusi pada naiknya laba bersih perusahaan sebesar 49,7 persen dibanding tahun 2021.
Kenaikan laba tercatat dalam laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit dan disampaikan ke publik pada 30 Maret 2023. Dalam laporan tersebut, PGE mencatat laba bersih 2022 senilai 127,3 juta dolar AS yang naik signifikan dari pencapaian 2021 senilai 85 juta dolar AS.
Adapun sepanjang 2022, perusahaan mencatat peningkatan pendapatan operasional sebesar 4,7 persen year on year (yoy) yang berkontribusi pada kenaikan revenue sebesar 17 juta dolar AS. Sekretaris Perusahaan, Pertamina Gheotermal Energy, Muhammad Baron, mengatakan, salah satu faktor peningkatan tersebut berasal dari meningkatnya harga jual uap dan listrik yang mengacu pada US Producer Price Index (PPI) dan Consumer Price Index (CPI).
"Selain itu, kenaikan laba ini didukung beban operasional perusahaan yang turun signifikan sebagai hasil dari program efisiensi yang dijalankan oleh perusahaan. Dari sisi pendapatan lain-lain, PGE juga membukukan penjualan carbon credit sebagai new revenue generator," kata Baron dalam keterangan resminya, Kamis (30/3/2023).
Ia melanjutkan, sebagai bagian dari upaya PGE untuk meningkatkan kapasitas terpasang sebesar 600 MW pada tahun 2027, saat ini PGE sedang membangun PLTP Lumut Balai Unit 2 dengan kapasitas sebesar 55 MW yang direncanakan akan beroperasi secara komersial (Commercial Operation Date) pada akhir 2024.