Kamis 30 Mar 2023 19:20 WIB

Cara Membangkitkan Nasyid, Agus Idwar: Bisa Bikin Nasyid K-pop

Niat berdakwah penting untuk menghidupkan nasyid kembali.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Sekretaris Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam (LSBPI) MUI Pusat Agus Idwar. Cara Membangkitkan Nasyid, Agus Idwar: Bisa Bikin Nasyid K-pop
Foto: Republika/Ani Nursalikah
Sekretaris Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam (LSBPI) MUI Pusat Agus Idwar. Cara Membangkitkan Nasyid, Agus Idwar: Bisa Bikin Nasyid K-pop

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nasyid adalah salah satu seni Islam yang mengandung kata-kata nasihat, kisah para nabi, memuji Allah, dan sejenisnya. Biasanya nasyid dinyanyikan secara akapela dengan hanya diiringi gendang.

Namun, minat anak muda terhadap musik islami ini mulai berkurang di era sekarang ini. Karena itu, anak muda harus bisa melakukan inovasi untuk membangkitkan Nasyid lagi, seperti memadukannya dengan musik K-pop.

Baca Juga

"Misalnya yang sedang tren sekarang K-pop, ya ikutin aja kayak gitu, Nasyid K-pop. Coba bayangkan BTS ini nyanyi, kemudian ganti coba liriknya pakai bahasa Arab. Itu seru," ujar Sekretaris Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam (LSBPI) MUI Pusat Agus Idwar usai menjadi pembicara dalam Podcast Mozaik di Kantor Republika, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (30/3/2023).

Menurut mantan personel Snada ini, para pemain nasyid juga bisa sambil menari seperti artis-artis K-pop. Asalkan, tariannya bukan yang erotis, melainkan tarian yang estetik atau gerakan yang dilakukan beriringan dengan irama musik.

"Itu bisa saja, cuma bukan berarti nari-nari itu dengan laki-laki dan perempuan, dan jangan juga kemudian diartikan, wah kalau begitu perempuan boleh dong bikin grup Nasyid kayak Blackpink yang kemudian nari-nari," kata Kang Agus.

"Itu ada landasan syariatnya. Makanya kenapa LSBPI juga membuat pedoman seni dalam Islam. Itu disebutkan di situ ada hal-hal yang memang ditoleransi dan mana hal yang tidak dibolehkan," katanya.

Dia mengatakan, nasyid yang sekarang muncul memang harus punya inovasi yang sesuai dengan apa yang lagi tren sekarang. Karena, menurut dia, nasyid adalah media dakwah yang tidak memiliki pakem.

"Karena, nasyid adalah media dakwah yang tidak ada pakem. Artinya, tidak ada bid'ah di dalam nasyid. Misalnya, melihat nasyid akapela, itu bukan bid'ah," jelas Kang Agus.

Selain melakukan inovasi, dia juga mendorong generasi muda agar memiliki kesadaran nasyid ini adalah media dakwah. Menurut dia, niat berdakwah penting untuk menghidupkan nasyid kembali.

"Kita harus memiliki kesadaran nasyid ini bukan hanya sekadar media buat eksis, tapi nasyid ini adalah media dakwah," ujar Kang Agus.

Dai motivator ini menambahkan, kalau dari awal memang sudah diniatkan untuk dakwah apapun yang terjadi pasti akan dihadapi. Tapi, kalau hanya ingin eksis melalui nasyid, maka tidak akan bertahan lama di dunia nasyid.

"Jadi yang harus ditanamkan itu adalah semangatnya bahwa bernasyid ini bukannya sekadar bernyanyi tapi Anda harus menyampaikan nilai-nilai Islam. Nah, dengan dorongan ini mudah-mudahan orang bisa tetap semangat dan nasyid bisa berkembang," ucap dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement