REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika anak belum bisa baca, tulis, dan hitung (calistung) saat memasuki usia SD, apakah dia niscaya akan tertinggal dengan teman sekelasnya? Sebaliknya, apakah ia mampu beradaptasi dengan pelajaran di sekolah?
Pakar pendidikan Adi D Adinugroho-Horstman PhD SpecEd menjelaskan, ketika kesiapan dalam bersekolah belum terpenuhi,maka pembelajaran calistung dasar pasti akan terhambat. Bila calistungnya terhambat maka proses belajar dalam pelajaran lainnya tentu juga terhambat.
"Jadi, logikanya jangan dibalik, karena ketakutan ketertinggalan maka anak disiapin lebih awal, bukan demikian," ujar Adi yang merupakan specialist dari Wellness Counseling & Education Center, Jakarta kepada Republika.co.id, Kamis (30/3/2023).
Dalam prinsip tumbuh kembang, bila kesiapan sudah cukup dan matang, maka tahapan pembelajaran berikutnya akan berjalan dengan baik. Maka berfokus pada kesiapan bersekolah saat pendidikan anak usia dini (PAUD) akan mempermudah dan memperlancar pembelajaran pada tahapan berikutnya.
Adi merujuk pada negara-negara maju seperti Finlandia yang paling digemari sebagai acuan di Indonesia. Di sana, anak tidak wajib bersekolah sampai dengan usia tujuh tahun.
Sebelum usia sekolah, kegiatan anak berfokus pada proses tumbuh kembang dan stimulasinya yang baik. Ketika dites literasinya, anak-anak di sana kemampuannya terbukti sebagai salah satu yang paling baik di dunia.
"Apakah mereka terlambat karena tidak belajar membaca sejak bayi? Kan tidak. So slow is fast and fast is slow," jelas Adi yang juga dosen Pendidikan Inklusif, Politeknik Pendidikan Bentara Citra Bangsa, Jakarta.
Ketika berlama-lama dan fokus pada proses "kesiapan bersekolah" pada usia dini, maka ketika masuk usia sekolah dan melakukan pendidikan dasar, anak tidak akan tertinggal dan dapat melaju dengan baik.