REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa penolakan terhadap tim nasional Israel dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merupakan bentuk sikap kemanusaiaan terhadap Palestina. Sikap tersebut dinilai berbeda dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang sebelumnya menjamin keikutsertaan tim nasional Israel dalam Piala Dunia U-20.
"Karena itulah Pak Ganjar bukan antitesa Pak Jokowi, tapi karena Pak Jokowi mengambil sikap sebagai kepala negara kepala pemerintahan, kami dukung sepenuhnya," ujar Hasto di Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Kamis (30/3).
Penolakan terhadap tim nasional Israel dari Ganjar dan Gubernur Bali Wayan Koster juga merupakan sikap komitmennya terhadap konstitusi. Mengingat negara berlambang bintang Daud itu mengambil kebijakan antikemanusiaan dan melanggar hukum internasional.
"Pak Koster, Pak Ganjar, dan juga kader-kader PDI Perjuangan yang lain telah menunjukkan sikapnya yang kokoh secara ideologis dan itu muncul dari kesadaran terhadap sejarah. Kesadaran terhadap apa yang terjadi di dunia internasional," ujar Hasto.
Penolakan dari partainya terhadap tim nasional Israel ditegaskannya tak berdasarkan kalkulasi elektoral untuk pemilihan umum (Pemilu) 2024. PDIP, tegasnya, bertindak atas keyakinan ideologi, sejarah, dan konstitusi Indonesia.
"Kami ikut sedih, kami ikut duka, tapi dalam konteks ini kita adalah bangsa gemblengan, kita bangsa besar yang tidak mudah runduk dalam berbagai kesalahan, tapi kita kemudian mencari jalan keluar bagi masa depan," ujar Hasto.
"Karena cita-cita pokok kita kan bagaimana kita menghasilkan suatu kesebelasan sepak bola yang ada, bukan menjadi EO (event organizer)," sambungnya.
Jelasnya, dinamika elektoral merupakan satu hal yang lumrah. Termasuk dinamika setelah partainya menjadi salah satu pihak yang menolak kehadiran tim nasional Israel dan diduga berimbas pada batalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
"Bahwa itu mengandung suatu konsekuensi atas sikap kader PDIP, yaitu harus kami terima. Kemudian kami tetap bergerak dengan keyakinan, karena dalam konteks memilih calon pemimpin anggota legislatif, menteri, presiden, wakil presiden pasti rakyat ingin pemimpin yang kokoh," ujar Hasto.
Sebelumnya, pegiat media sosial sekaligus dosen Universitas Indonesia (UI), Ade Armando, membeberkan analisis dugaan Ganjar, menolak kehadiran timnas Israel yang lolos Piala Dunia U-20 untuk bermain di Indonesia. Ia menduga penolakan Ganjar bukan berasa dari hati nuraninya, melainkan instruksi PDIP.
"Kalau dipikir-pikir tampaknya Ganjar bersikap seperti itu bukan karena dia mengikuti hati nuraninya. Saya rasa dan bahkan saya yakin Ganjar melakukan itu karena instruksi partai," kata Ade ketika dikonfirmasi Republika di Jakarta, Kamis (30/3/2023).
Ade selaku pendukung Ganjar menduga bahwa idolanya tersebut diperintahkan oleh PDIP untuk menolak kedatangan Israel karena kepentingan Pilpres 2024. Dia curiga, perintah partai tersebut sengaja hanya ditujukan kepada Ganjar.
"Dia mengucapkan penolakan itu setelah beberapa hari sebelumnya PDIP bersama PKS memboikot Israel, dan saya duga ada pimpinan Partai PDIP yang memerintahkan Ganjar mengikuti garis partai, dan ini tidak diperintahkan kepada tokoh partai PDIP yang lain," ujar Ade.