Jumat 31 Mar 2023 00:17 WIB

Faktor Usia atau Gejala Demensia? Ini Cara Membedakan Penyebab Orang Jadi Pelupa

Kecenderungan mudah lupa juga dapat menjadi pertanda demensia.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Perempuan menutup wajahnya ketika mencoba mengingat sesuatu (Ilustrasi). Mudah lupa terkait penuaan dan penyakit Alzheimer memiliki perbedaan yang sangat mendasar.
Foto: Pixabay
Perempuan menutup wajahnya ketika mencoba mengingat sesuatu (Ilustrasi). Mudah lupa terkait penuaan dan penyakit Alzheimer memiliki perbedaan yang sangat mendasar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proses penuaan bisa menyebabkan perubahan pada berbagai bagian tubuh, termasuk otak. Oleh karena itu, sebagian orang bisa menjadi lebih mudah lupa ketika sudah memasuki usia lanjut. Namun, kecenderungan mudah lupa juga dapat menjadi pertanda demensia, khususnya penyakit Alzheimer.

Meski terkesan mirip, perilaku mudah lupa terkait penuaan dan penyakit Alzheimer memiliki perbedaan yang sangat mendasar. Perbedaan tersebut terletak pada neuron di otak.

Baca Juga

Perbedaan mendasar antara sikap pelupa biasa dengan penyakit Alzheimer ini diungkapkan oleh ahli saraf dari Bournemouth University di Inggris, Prof Hana Burianova. Pada kasus Alzheimer, Prof Burianova mengatakan neuron di bagian otak tertentu umumnya mengalami kematian.

Bagian otak yang dimaksud adalah area yang berkaitan dengan daya ingat, seperti korteks entorhinal dan hipokampus. Oleh karena itu, kecenderungan mudah lupa dan masalah daya ingat kerap menjadi salah satu tanda awal dari penyakit Alzheimer.

photo
Kenali gejala Alzheimer. - (Republika)

Di sisi lain, proses penuaan memang bisa membuat kemampuan memori autobiografi lansia sedikit menurun setelah mereka memasuki usia 65 tahun. Memori autobiografi adalah bagian penting dari memori jangka panjang yang mencakup beragam kejadian personal yang pernah dilalui oleh seseorang semasa hidupnya.

Walaupun memori autobiografi bisa sedikit menurun akibat penuaan, lansia masih bisa memiliki ingatan yang baik mengenai beragam fakta hingga kata-kata. Bahkan, ingatan mereka bisa jadi lebih bagus dibandingkan orang berusia lebih muda.

Pada lansia tanpa demensia, lupa yang terjadi bukan disebabkan oleh kematian neuron di otak. Mereka umumnya melupakan sesuatu karena sejak awal mereka tak memberikan atensi atau perhatian lebih pada hal tersebut.

Lupa yang dialami oleh penderita penyakit Alzheimer cenderung lebih berat. Mereka bisa melupakan percakapan yang baru saja mereka lakukan dengan orang lain, tersesat di wilayah yang sebelumnya sudah dikenal, atau berulang kali merupakan sesuatu.

Di samping intensitas lupa yang dialami, ada empat hal lain yang biasanya hanya ditemukan pada kasus demensia dan tidak terjadi pada kasus lupa biasa. Berikut ini adalah keempat hal tersebut, seperti dilansir The Sun, Kamis (30/3/2023).

Melakukan Pengulangan

Menceritakan ulang sebuah kejadian atau informasi merupakan hal yang umum dilakukan oleh semua orang. Namun pada kasus penyakit Alzheimer, penderita bisa mengutarakan informasi yang sama berulang kali dalam jeda waktu yang pendek. Sebagai contoh, membicarakan satu hal yang sama sebanyak tiga kali berturut-turut dalam satu waktu.

"Ini adalah gejala dari penurunan memori jangka pendek mereka," ujar Prof Burianova.

Perubahan Suasana Hati

Penderita demensia secara umum juga bisa mengalami masalah kesehatan mental, seperti kecemasan atau depresi. Kemunculan kondisi ini dapat mengindikasikan adanya kemunduran kemampuan otak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement