Jumat 31 Mar 2023 01:16 WIB

Jokowi Harap Kerja Sama Internasional Tingkatkan Ekonomi Sulsel

Jokowi menyambut positif kerja sama perusahaan dengan sejumlah negara.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ahmad Fikri Noor
Sebuah dump truck mengangkut material pada pengerukan lapisan atas di pertambangan nikel PT Vale Indonesia di Soroako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan (ilustrasi). Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambut baik kerja sama yang telah disepakati oleh perusahaan di Kabupaten Luwu Timur dengan sejumlah negara yaitu Brasil, Cina, dan Amerika Serikat.
Foto: FOTO: Antara/Basri Marzuki
Sebuah dump truck mengangkut material pada pengerukan lapisan atas di pertambangan nikel PT Vale Indonesia di Soroako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan (ilustrasi). Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambut baik kerja sama yang telah disepakati oleh perusahaan di Kabupaten Luwu Timur dengan sejumlah negara yaitu Brasil, Cina, dan Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambut baik kerja sama yang telah disepakati oleh perusahaan di Kabupaten Luwu Timur dengan sejumlah negara yaitu Brasil, Cina, dan Amerika Serikat. Ia berharap kerja sama tersebut akan memberikan kontribusi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat di Sulawesi Selatan.

Hal ini disampaikan Jokowi dalam sambutannya saat meresmikan Taman Kehati Swerigading Wallacea di PT Vale Indonesia, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Kamis (30/3/2023).

Baca Juga

“Di Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan akan ada kerja sama empat negara yang ke depannya kita harapkan memberikan kontribusi kepada PNBP di provinsi, di kabupaten, dan memberikan efek kesejahteraan kepada masyarakat. Itu yang kita inginkan,” kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, sejumlah perusahaan yang tergabung dalam kerja sama tersebut terdiri dari perusahaan-perusahaan raksasa di dunia. Ia pun berharap kerja sama tersebut dapat meningkatkan perekonomian di Tanah Air, khususnya di Sulawesi Selatan.

“Kita harapkan efek ekonomi terhadap provinsi maupun terhadap negara kita nanti akan memberikan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik,” ujar Jokowi.

Jokowi kemudian menjelaskan alasan perusahaan-perusahaan tersebut tertarik untuk berinvestasi ke Indonesia. Salah satunya yakni karena Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia.

Oleh karena itu, ia kembali menegaskan bahwa pemerintah tak ingin ekspor nikel mentah terus menerus dilakukan. Nikel harus diolah menjadi barang setengah jadi ataupun barang jadi terlebih dahulu sebelum diekspor.

“Ini yang perlu kita ingat bahwa cadangan nikel negara kita Indonesia adalah yang terbesar, nomor satu di dunia, 25 persen cadangan nikel itu ada di negara kita. Itu kekuatan kita dan kita tidak ingin nikel itu habis karena diekspor mentahan bertahun-tahun. Oleh sebab itu, sejak 2020 saya stop, tidak boleh ekspor dalam bentuk mentahan lagi, tapi harus barang setengah jadi atau barang jadi,” ucap Jokowi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement