Jumat 31 Mar 2023 12:58 WIB

Pengamat Lihat Kemungkinan Skenario Ganjar Blunder Tolak Timnas Israel

Penolakan timnas Israel, sebenarnya Ganjar bukan elite PDIP pertama yang bicara.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Erik Purnama Putra
Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo.
Foto: Humas Pemprov Jateng
Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penolakan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, atas kedatangan tim nasional (timnas) Israel untuk bertanding di Piala Dunia U-20 masih menuai reaksi publik. Belakangan, banyak kalangan yang mulai melihat kemungkinan skenario dari penolakan itu menjelang Pilpres 2024.

Founder Lembaga Survei Kedai KOPI Hendri Satrio mengatakan, rahasia relasi antara Puan Maharani dan Ganjar Pranowo sebenarnya ada di tangan Megawati Soekarnoputri. Ia menilai, Puan memang sosok yang disiapkan PDIP sejak lama untuk maju sebagai calon presiden (capres) 2024.

Hendri melihat, persoalan penolakan kedatangan timnas Israel, sebenarnya Ganjar bukan elite PDIP pertama yang bicara soal itu. Dia menyebut, yang pertama bicara terang-terangan menolak justru Gubernur Bali I Wayan Koster.

Hendri berpendapat, tampaknya sikap Ganjar menjadi perseteruan yang diskenariokan antara PDIP dan Erick Thohir. Dia turut melihat kemungkinan PDIP masih ada sakit hati pencalonan PAN yang belakangan mendorong duet Ganjar Pranowo dan Erick Thohir. "Sehingga, pada soal Piala Dunia U-20 ini akhirnya mereka berdua dibenturkan," kata Hendri kepada Republika.co.id di Jakarta, Jumat (31/3/2023).

Terkait hal itu, dia berpendapat, skenario yang terjadi bisa jadi sebagai tanda PDIP kalau Ganjar merupakan kader mereka. Selain itu, kejadian itu bisa jadi sinyal PDIP yang meminta Erick Thohir memilih salah satu. "Antara menteri BUMN atau ketua umum PSSI," ujar Hendri.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah dan Gubernur Bali menyampaikan penolakan atas kedatangan timnas Israel ke Indonesia sebagai peserta Piala Dunia U-20. Sikap Ganjar Pranowo dan I Wayan Koster menuai tanda tanya dari publik sepak bola.

Ironisnya, gelombang penolakan yang muncul di Tanah Air menyebabkan FIFA malah memutuskan untuk membatalkan pengundian Piala Dunia U-20 yang seharusnya digelar di Indonesia. Bahkan, kemudian FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement