REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, dalam setiap perhelatan salah satunya olahraga, pasti berdampak terhadap ekonomi. Apalagi, berskala dunia seperti Piala Dunia U-20.
Ia menambahkan, meski efeknya mungkin tidak sebesar penyelenggaraan Piala Dunia senior, namun tetap saja memiliki dampak signifikan, karena skalanya dunia. Berkaca pada pelaksaan Piala Dunia U-20 di Korea Selatan pada 2017 lalu, kata dia, dampaknya ke peningkatan bisnis bisa mencapai triliunan jika dirupiahkan.
"Bahkan (dampak) ke perekonomian Korea secara lebih luas, kalau dirupiahkan bisa di atas Rp 100 triliun," tuturnya kepada Republika, Jumat (31/3/2023).
Dampak tersebut, lanjutnya, mengena pada berbagai sektor seperti pariwisata, akomodasi, perhotelan, bisnis ritel, pakaian, aksesoris, transportasi, serta logistik. Beragam sektor itu, lanjutnya, mengalami peningkatan atau mendapatkan manfaat dari gelaran Piala Dunia U-20. Maka jika dilihat, ujar Faisal, pembatalan agenda tersebut memang akan menghilangkan potensi pendapatan.