REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang tua mungkin enggan mengizinkan anak untuk memiliki hewan peliharaan karena khawatir anak akan mengalami alergi. Faktanya, memiliki hewan peliharaan justru bisa menurunkan risiko alergi makanan pada anak.
Hubungan antara hewan peliharaan dengan penurunan risiko alergi makanan pada anak ini diungkapkan dalam sebuah studi terbaru yang dilakukan di Jepang. Studi yang dipublikasikan dalam jurnal PLOS One ini melibatkan lebih dari 65 ribu anak sebagai partisipan. Sekitar 22 persen dari anak-anak tersebut memiliki hewan peliharaan, baik itu kucing, hamster, atau anjing.
Selama studi berlangsung, tim peneliti juga melakukan pengetesan alergi makanan pada seluruh partisipan anak. Hasil studi menunjukkan bahwa alergi makanan tampak lebih rendah pada anak-anak yang memiliki atau terpapar hewan peliharaan.
Anak dengan hewan peliharaan kucing memiliki peluang yang jauh lebih kecil untuk mengalami alergi kedelai, gandum, dan telur. Sedangkan pada anak dengan hewan peliharaan anjing, alergi kacang, telur, dan susu tampak jauh lebih kecil.
Dari studi ini, tim peneliti juga mendapati temuan yang cukup menarik. Tim peneliti menemukan bahwa anak dengan hewan peliharaan hamster memiliki risiko 0,9 persen lebih besar untuk memiliki alergi kacang.
Kontak dengan hewan peliharaan bahkan bisa memberikan dampak positif meski anak masih dalam kandungan. Hal ini diungkapkan dalam "the hygiene hypothesis" pada 1989 oleh ahli epidemiologi asal Inggris bernama David Strachan.
Menurut ahli alergi di Lenox Hill hospital, Sebastian Lighvani MD, hipotesis tersebut menyatakan bahwa kontak hewan peliharaan dengan anak saat mereka masih dalam kandungan atau saat berusia bayi tampak menurunkan kejadian alergi ketika anak bertumbuh besar.
"Paparan hewan peliharaan (saat anak) dalam kandungan atau di usia bayi mereka mengubah mikrobioma bayi dan juga ibu secara positif, yang kemudian mendorong toleransi imun terhadap alergen" jelas Dr Lighvani, seperti dilansir WebMD.
Beragam studi berbeda yang telah dilakukan sebelumnya juga menunjukkan hal serupa. Studi-studi tersebut menemukan bahwa kejadian alergi pada anak yang tumbuh besar di lingkungan peternakan tampak lebih rendah.
Sebaliknya, anak yang tumbuh di lingkungan "higienis" dan jarang terpapar hewan peliharaan memiliki risiko lebih besar terhadap alergi ketika mereka dewasa. Hal ini diungkapkan oleh asisten profesor dari School of Natural Sciences di University of California, Juris A Grasis PhD.
Bila melihat temuan terbaru dalam studi yang dilakukan di Jepang, anak-anak tak harus hidup di lingkungan peternakan agar bisa mendapatkan manfaat penurunan risiko alergi dari hewan. Memiliki hewan peliharaan seperti kucing atau anjing juga dapat memberikan manfaat yang serupa.
"Sesederhana berbagi area dalam ruangan antara anak dengan kucing atau anjing dapat memberikan manfaat berupa penurunan risiko alergi makanan ketika mereka dewasa," ujar asisten profesor Grasis.