Sabtu 01 Apr 2023 05:55 WIB

DPK Bank Aladin Syariah Tumbuh Lebih dari Rp 750 Miliar di Akhir 2022

Aset Aladin Syariah mencapai Rp 4,7 triliun tumbuh 117,4 persen pada 2022.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Lida Puspaningtyas
PT Bank Aladin Syariah Tbk. (Bank Aladin) dan Google Cloud Indonesia menjalin kolaborasi strategis untuk melayani unbanked dan underbanked. Kerja sama tersebut bertujuan mempercepat inklusi keuangan Indonesia melalui peranan teknologi.
Foto: Aladin Syariah
PT Bank Aladin Syariah Tbk. (Bank Aladin) dan Google Cloud Indonesia menjalin kolaborasi strategis untuk melayani unbanked dan underbanked. Kerja sama tersebut bertujuan mempercepat inklusi keuangan Indonesia melalui peranan teknologi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Aladin Syariah Tbk atau Bank Aladin Syariah berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja yang solid sepanjang tahun 2022. Sebagai bank digital syariah pertama di Indonesia, Bank Aladin Syariah mendorong pertumbuhan volume bisnis baik dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) maupun penyaluran pembiayaan.

Mayoritas pembiayaan berasal dari ekosistem mitra Bank Aladin Syariah yaitu Alfamart sehingga kualitas pembiayaan Bank seluruhnya lancar yang ditunjukkan dengan Non-Performing Financing (NPF) bank saat ini masih nol persen. DPK Bank Aladin Syariah pun terus bertumbuh hingga mencapai lebih Rp 750 miliar di akhir tahun 2022, yang terdiri dari nasabah ritel dan korporasi.

Baca Juga

CASA juga meningkat bertahap melalui akuisisi payroll dan peningkatan use case dari fitur bill payment, donasi, serta Tarsetun (Tarik Setor Tunai) di outlet-outlet Alfamart.

“Kehadiran aplikasi Bank Aladin Syariah ini membuktikan bahwa optimalisasi digital yang dilakukan Bank Aladin Syariah berkontribusi signifikan terhadap kinerja keuangan dengan tren yang terus membaik Hal ini kami harapkan juga dapat mendorong inklusi keuangan khususnya keuangan syariah di Indonesia” kata Presiden Direktur Bank Aladin Syariah, Dyota Marsudi, Jumat (31/3/2023).

Per akhir Desember 2022 aset Bank Aladin Syariah mencapai Rp 4,7 triliun atau tumbuh 117,4 persen dari Rp 2,1 triliun pada akhir Desember 2021. Sedangkan pendapatan pengelolaan dana bank sebagai mudharib juga mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 126,4 persen dari Rp 36,1 miliar menjadi Rp 81,8 miliar.

Di tahun 2022, Bank Aladin Syariah juga sukses melakukan pemenuhan modal inti melalui mekanisme Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) dengan total nilai emisi lebih dari Rp 2,2 Triliun. Hal ini membuat modal inti bank semakin kuat untuk dapat mendukung pengembangan usaha bank serta meningkatkan fungsi intermediasi dalam menyalurkan pembiayaan.

Melihat usia bank yang masih sangat muda sejak peralihan, masih diperlukan investasi guna mendukung ekspansi bisnis bank ke depan. Bank Aladin Syariah akan terus mengembangkan layanan dan inovasi di tahun 2023 ini melalui terobosan-terobosan baru sebagai bank digital yang mengedepankan prinsip syariah serta terus melakukan kolaborasi dengan para mitra untuk dapat terus menawarkan solusi keuangan syariah kepada masyarakat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement