REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang tua diajak untuk mengenali bakat anak, termasuk bakat di dunia beauty pageant. Hal itu disampaikan Miss Indonesia 2020, Pricilia Carla Yules, saat menjadi tampil di acara Talk Show yang bertajuk “Kenali Potensi dan Bakatmu di Dunia Beauty Pageant”.
Pricilia mengatakan bakat anak dapat digali sejak kecil. Anak-anak usia balita (2-4 tahun) sudah bisa terlihat potensi, minat, dan bakatnya, baik secara akademis ataupun nonakademis. “I always believe if we focus on the good and the good gets better,” pesan wanita perwakilan Sulawesi Selatan di ajang Miss Indonesia 2020 tersebut.
Talk show digelar di Stella Maris School Gading Serpong, Sabtu (1/4/2023). Kehadiran Miss Indonesia 2020 itu untuk mengenalkan potensi berkarier di dunia beauty pageant (kontes kecantikan).
"Mengajak dan membuka wawasan tentang beauty pageant, mengenal lebih jauh lagi bahwa ini dapat menjadi platform bagi masyarakat, khususnya wanita muda Indonesia yang ingin mengepakkan sayapnya di dunia beauty pageant," ujar dia.
"Sebagai pembuka jalan karier, pekerjaan, passion, koneksi, makna, dan, pengalaman hidup,” katanya lagi menambahkan. Dalam acara yang berlangsung hampir dua jam tersebut, antusias para peserta terlihat dari banyaknya interaksi antara Pricilia dan audience di sesi tanya jawab.
Bendahara Yayasan Kasih Abadi yang menaungi Stella Maris School, Pierre Senjaya, mengatakan peran orang tua dan sekolah sangat penting untuk memberikan dukungan bagi anak-anak. Ini layaknya wadah utama bagi keseharian anak-anak untuk terus tumbuh dan berkembang.
Sejalan dengan visi dan misi sekolah, ujarnya, bakat dari generasi muda sudah mulai dikembangkan dari usia dini agar siap menjadi manusia sukses di masa depan. Salah satu caranya dengan mengundang berbagai narasumber dari bermacam industri, termasuk beauty pageant.
“Ke depannya, kita akan secara regular mengundang narasumber public figure dari berbagai aspek, untuk sharing bagaimana mengembangkan bakat dan potensi anak. Saya rasa itu merupakan gebrakan baik untuk dunia pendidikan,” kata Pierre Senjaya.