REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produsen litium teratas China dikabarkan telah bersepakat untuk menetapkan harga dasar litium karbonat menjadi 36,38 dolar AS per ton. Hal ini dilakukan dalam upaya memperlambat penurunan harga bahan baku baterai.
Menurut seorang sumber, harga tersebut disepakati pada Selasa lalu oleh sekitar 10 perusahaan termasuk Tianqi Lithium dan Ganfeng Lithium yang bertemu di sela-sela konferensi di Nanchang di China selatan.
Meski demikian, saat dikonfirmasi Reuters, Ganfeng mengatakan tidak pernah ada diskusi tentang harga dasar. Ganfeng menegaskan harga produk harus ditentukan oleh pasar.
"Kami tidak akan pernah mengambil inisiatif mengendalikan harga untuk mempengaruhi pasar," kata perwakilan perusahaan melalui surel dikutip Reuters, Jumat (31/3/2023).
Ganfeng memastikan tidak ada perusahaan di industri ini yang memiliki kemampuan seperti itu. Sementara Tianqi menolak berkomentar.
Salah satu produsen lithium karbonat teratas di China, Zhicun Lithium, disebut juga menghadiri pertemuan tertutup dalam pembahasan harha dasar lithium. Namun perwakilan Zhicun enggan berkomentar.
Adapun penetapan harga dilakukan karena harga lithium jatuh akibat penurunan signifikan dalam permintaan kendaraan listrik (EV) di China. Seperti diketahui, China merupakan pasar EV terbesar di dunia.
Harga spot telah merosot lebih dari 60 persen sejak puncaknya pada akhir November. Penurunan terus terjadi dalam beberapa pekan terakhir karena perang harga yang berkembang di pasar mobil China.