REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ina Salmah Febriani
Siapa yang tak kenal dengan lafadz basmalah? Bismillah ar-Rahman ar-Rahim, demikian sering kita ucap. Kalimah thayyibah ini sering dibaca karena ringan dan mudah dihafal. Maka tak heran jika Rasulullah Saw menganjurkan agar seluruh aktivitas umat muslim sebaiknya dimulai dengan lafadz ini. Tak pandang usia, basmalah senantiasa lancar dan fasih terucap dari anak-anak pra-sekolah hingga orangtua. Ya, kita semua tahu dan merasa bahwa dalam lafadz basmalah terdapat Rahmat Allah. Namun, tahukah pembaca bahwa dalam lafadz basmalah ini juga memiliki fadhilah yang luar biasa dalam. Syaikh Nawawi al-Bantani, ‘ulama kenamaan berdarah Banten dalam kitab Maraqi al-‘Ubudiyah misalnya mengungkap, basmalah bukan saja bermakna pertolongan Allah (i’anatullah) dari godaan syaithan yang datangnya dari segala arah (kanan, kiri, depan, belakang), melainkan pula basmalah menjadi sumber ampunan Allah (maghfirah) atas kemaksiatan seorang hamba. Kemaksiatan yang dilakukan dalam kondisidiam-diam/ sembunyi (sirr) maupun yang secara terang-terangan (‘alaniyah) baik malam (layl) maupun siang (an-nahar).
Pertolongan dan ampunan Allah adalah dua hal penting yang dibutuhkan seorang hamba. Hal ini jelas karena siapa lagi yang mampu memberikan pertolongan saat kita tertimpa musibah selain Allah? Juga, siapa lagi yang paling mengetahui kondisi batin manusia, serta mengampuni dosa-dosa dan kekhilafan kita? Tentu, cukup dan hanya Allah. Demikian Allah menamai pula dirinya dengan al-Ghaffar. Ghaffar berasal dari tiga huruf yakni ghain-fa-ra yang ditafsirkan oleh Muhammad Quraish Shihab misalnya dengan Allah yang Maha Menutupi aib-aib (keburukan) hamba-Nya. Allah pula yang menutupi keinginan-keinginan/ hasrat-hasrat yang tak terungkap dalam hati manusia. Sehingga, Allah al-Ghaffar bukan saja Allah yang Maha Mengampuni namun juga sekaligus menutupi (mengcover) seluruh keburukan dan aib-aib yang dimiliki seorang hamba. Jika saja Allah membuka aib-aib kita, maka tentu kita akan malu. Malu untuk berinteraksi dengan sesama manusia juga malu untuk beribadah pada-Nya.
Selain mendatangkan pertolongan dan ampunan Allah, dalam basmalah ada barokah (kebaikan yang melimpah). Dalam basmalah pula tak pernah terputus Rahmat Allah. Saking ‘magic’nya lafadz ini, Karenanya pada kitab Maraqi al-‘Ubudiyah yang merupakan syarah kitab Bidayatul Hidayah karya Imam Al-Ghazali tersebut, Syaikh Nawawi al-Bantani mengupas secara detail satu persatu huruf yang terdapat dalam lafadz basmalah.
Huruf pertama yakni ba’ bermakna bara-atun Allah (pembebasan Allah) li-ahli as-sa’adah (bagi orang-orang yang sa’adah/ bahagia). Melalui basmalah, terbebaslah manusia dari rasa cemas, takut, galau, sedih berlebihan karena ia mendapatkan kekuatan dari Yang Maha KuaT. Kedua, huruf sin yang bermakna satrullah (hijab/ penutup Allah). Senada dengan makna ghaffar yang telah diurai di atas, lafadz basmalah mengisyaratkan hijab dari Allah. Allah tutup seluruh keburukan dan aib-aib hamba-Nya dan tidak ditampakkan ke hadapan manusia lainnya. Ketiga, huruf mim yang berarti mahabbatullah/ cinta Allah. Dengan membaca lafadz basmalah, insyaAllah akan datang cinta Allah untuk kita dan kita dimudahkan untuk mengasihi sesama makhluk Allah.
Keempat, huruf alif yang dimaknai dengan ulfah; kasih sayang Allah. Basmalah mendatangkan Rahmat dari Allah. Rahmat yang tak pernah terputus untuk segenap hamba-Nya hingga kapanpun. Kelima, huruf lam yakni luthfah/ lathif. Basmalah pun menghadirkan kelembutan dalam jiwa kita, meneladani sifat-sifat Allah yang Maha Lathif—Maha Lembut kendati Allah tak terjangkau oleh panca indera, namun kelembutan sifat Allah selalu melingkupi seluruh relung jiwa raga manusia. Keenam, huruf ha’ yang bermakna hidayah. Basmalah juga diyakini mendatangkan petunjuk-petunjuk Allah. Ide, inspirasi, gagasan, ilmu, temuan yang semuanya bersumber dari Allah al-Hadi, Maha Pemberi Petunjuk. Maknanya, menyisipkan basmalah di setiap aktivitas kegiatan harian kita. Maka Allah yang Maha Memberi Hidayah pasti memudahkan proses belajar dan pekerjaan kita.
Ketujuh, huruf ra’ yang bermakna ridhwanullah (keridhaan) Allah. Dalam lafadz basmalah mampu mendatangkan keridhaan Allah. Ridha Allah-lah yang senantiasa menjadi prioritas dalam ikhtiar apapun yang kita lakukan. Bukan lagi pada kuantitas/ jumlah materi/ gaji/ pendapatan, misalnya. Orientasi muslim sejati terletak pada keridhaan Allah—apapun yang kita peroleh. Kembali lihat dan periksa ke dalam, agar terjaga diri dari hal-hal haram.
Kedelapan, huruf ha’ (ha kecil) dalam lafadz Rahman, mengisyaratkan ‘hilmun’ yang artinya sabar. Maknanya, Allah senantiasa bersabar dalam menghadapi tingkah laku hamba-Nya. Allah yang sabar manakala menemui hamba-Nya khilaf dan melakukan dosa, tapi berulang kali pula Allah memberikan kesempatan kita untuk bertaubat. Allah pun tak segera mengazab seseorang karena dosa-dosanya sebab Allah telah menuliskan sifat dalam zat-Nya dengan ‘kataba rabbukum ‘alaa nafsihi ar-rahmah’—Allah telah menuliskan sifat kasih sayang dalam Zat-Nya. Maha Kasih bukan Maha Pemberi Azab.
Kesembilan, huruf mim yang bermakna minnatun (ihsan) kebaikan-kebaikan Allah. Melalui basmalah kita tengah dididik untuk senantiasa ihsan, merasa bahwa selalu diawasi oleh Allah dalam setiap aktivitas. Allah yang tak terjangkau oleh indra penglihatan selalu melihat perbuatan-perbuatan manusia di tempat tersembunyi sekalipun. Melalui pemahaman inilah, diharapkan manusia tak berhenti dan bosan untuk berbuat kebaikan karena dirinya ‘merasa’ dijaga dan diawasi allah 24 jam non-stop.
Kesepuluh, huruf nun yang bermakna nuur—cahaya Allah bagi hamba-Nya yang senantiasa berupaya mendekatkan diri pada-Nya. Terpancarlah dari wajahnya kondisi hati orang-orang yang tulus beriman pada Allah. Terakhir yaitu huruf ya’ yang bermakna yadullah (hifdzullah/ penjagaan Allah). Orang-orang yang senantiasa mendawamkan lafadz basmalah dalam memulai aktivitas selalu mendapatkan penjagaan dari Allah. insyaAllah.
Demikian uraian lafadz basmalah yang maknanya sungguh luar biasa. Semoga kita mampu menyelami samudera pesan penuh makna dalam lafadz basmalah— dengan pertama, mau memperbaiki kualitas bacaan/ lafadz basmalah yang mungkin selama ini masih ‘ala kadarnya/ asal membaca saja’. Kedua, belajar memaknainya. Melalui pemahaman dan pemaknaan kata per kata lafadz basmalah, semoga Allah berkenan menghadirkan ampunan, pertolongan, kebaikan, dan perlindungan-Nya untuk kita semua. Aamiin