Ahad 02 Apr 2023 14:34 WIB

Mimpi Buruk Bagi Turis, Mengapa Budaya Memberikan Tip Lestari di AS?

Di AS, pelayan restoran dan baru tak lagi memandang tip sebagai pemasukan ekstra.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Pelayan restoran (Ilustrasi). Banyak pelayan restoran hingga bar tak lagi memandang tip sebagai sebuah pemasukan bonus atau ekstra. Mereka melihat tip sebagai bagian dari pemasukan bulanan karena upah mereka tak begitu besar.
Foto: EPA-EFE/Szilard Koszticsak HUNGARY OUT
Pelayan restoran (Ilustrasi). Banyak pelayan restoran hingga bar tak lagi memandang tip sebagai sebuah pemasukan bonus atau ekstra. Mereka melihat tip sebagai bagian dari pemasukan bulanan karena upah mereka tak begitu besar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Budaya memberikan tip mungkin cukup mengejutkan bagi banyak turis yang datang ke Amerika Serikat (AS). Alasannya, hampir semua pelayanan jasa mengharapkan konsumen untuk memberikan tip kepada pelayan dalam jumlah yang relatif besar.

Belum lama ini, misalnya, seorang pelayan restoran di Amerika menjadi viral karena mengeluh tak mendapatkan tip yang sesuai dari turis Eropa. Turis tersebut "hanya" memberikan tip sebesar 10 persen dari total tagihan mereka sebesar 700 dolar AS atau sekitar Rp 10,5 juta. Sedangkan besaran tip yang biasanya diberikan kepada pelayan di AS bisa mencapai 20 persen.

Baca Juga

Seperti dilansir Qantas, memberikan tip sebenarnya bukan kewajiban bagi konsumen. Akan tetapi, hal ini hanya berlaku di atas kertas. Pada kenyataannya, konsumen yang tak memberikan tip sebesar 15-25 persen dari total tagihan mereka bisa dipertanyakan oleh pelayan.

Selain itu, banyak pelayan restoran hingga bar tak lagi memandang tip sebagai sebuah pemasukan bonus atau ekstra. Mereka melihat tip sebagai bagian dari pemasukan bulanan karena upah mereka tak begitu besar.

Bagi sebagian turis, budaya memberikan tip di AS terasa sudah melampaui batas. Tak sedikit pula yang berharap para pemberi kerja dapat memberikan bayaran yang cukup kepada pelayan agar mereka tak bergantung pada tip.

"Budaya memberikan tip sudah tak terkontrol di AS. Bayar pekerja Anda dengan upaya yang cukup sehingga mereka tak bergantung pada tip," jelas seorang turis dengan nama panggilan Ry, seperti dilansir Express, Ahad (2/4/2023).

Hal serupa juga diungkapkan oleh turis bernama Jose Gaston. Gaston menilai biaya pelayanan seharusnya dimasukkan secara otomatis ke dalam tagihan yang diberikan kepada konsumen.

"Dan jangan menggantungkan (besaran tip) kepada suasana hati pelanggan. Memberikan tip di AS merupakan mimpi buruk," ujar Gaston.

Pakar travel dan pendiri Mallorca.Info, Tom Thoms, memahami kebingungan yang dirasakan para turis terkait budaya memberikan tip di AS. Oleh karena itu, Thoms memberikan sedikit panduan terkait besaran tip yang perlu diberikan oleh turis di berbagai layanan berbeda.

Restoran

Jumlah tip yang biasanya diberikan kepada pelayan di restoran adalah sekitar 15-20 persen dari total tagihan. Pelanggan bisa menentukan besaran tip sesuai dengan performa pelayan.

"Bila pelayanannya luar biasa, Anda mungkin dapat membayar lebih dari 20 persen," ujar Thoms.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement