Ahad 02 Apr 2023 17:48 WIB

Jokowi Ceritakan Awal Mula KIB dan Gerindra-PKB Minta Restu

Presiden Jokowi ceritakan awal Koalisi Indonesia Bersatu dan Gerindra-PKB minta restu

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bilal Ramadhan
Presiden Jokowi bersama lima ketua umum partai politik yang tergabung dalam koalisi pemerintah menghadiri acara Silaturahmi Ramadan Bersama Presiden RI di Kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Ahad (2/4/2023). Ketum Nasdem tak diundang, sedangkan Ketum PDIP tidak hadir.
Foto: Dok DPP PAN
Presiden Jokowi bersama lima ketua umum partai politik yang tergabung dalam koalisi pemerintah menghadiri acara Silaturahmi Ramadan Bersama Presiden RI di Kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Ahad (2/4/2023). Ketum Nasdem tak diundang, sedangkan Ketum PDIP tidak hadir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menceritakan awal mula Partai Golkar, PAN, PPP datang menyampaikan pembentukan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) mendatang. Saat itu, kata Jokowi, ketua umum tiga partai politik itu datang menemuinya setelah koalisi terbentuk.

"KIB itu kan terbentuk karena pertemuannya Pak Airlangga, Pak Zul sama Pak Mardiono, (lalu) terbentuk. Baru datang ke saya 'Pak mohon restu'. Kalau saya ditanya itu, (saya jawab) ya saya restui. Sebetulnya hanya gitu-gitu, bukan saya anu ya bentuk KIB gini, Ndak pernah," ujar Jokowi saat hadir di acara silaturahmi Ramadhan di Kantor DPP PAN Jl. Warung Buncit Raya, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Ahad (2/4/2023).

Baca Juga

Karena itu, Jokowi menegaskan tidak ada hubungannya dirinya terhadap pembentukan koalisi KIB maupun sosok yang akan diajukan di Pilpres mendatang. Sebab, koalisi maupun pencalonan merupakan murni wewenangan partai politik.

"(Dibilang) bentuk koalisi KIB itu dari presiden, siapa yang dari (presiden)," kata Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu melanjutkan, begitu juga pada pembentukan koalisi antara Partai Gerindra dan PKB. Jokowi mengatakan, koalisi tersebut murni keinginan dari kedua partai.

Bermula, kata Jokowi, diawali keinginan Ketum PKB Muhaimin Iskandar yang ingin bersanding dengan Gerindra. Saat itu Cak Imin, sapaaran akrab Muhaimin, bertanya jika PKB berkoalisi dengan Gerindra.

"Ya saya jawab, baik baik saja. Terus saya menyampbungkan ke Pak Prabowo. Pak Prabowo ini keliatannya Cak imin ingin gandengan dengan bapak. Hanya gitu-gitu saja. Akhirnya, sambung. Tetapi bukan karena saya. tetapi di luarnya beda lagi, mungkin Pak Prabowo, ini sudah direstui presiden," ujarnya.

Untuk itu, dia menegaskan dirinya tidak ikut serta dalam upaya membangun poros koalisi untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) maupun pencalonan presiden. Dia pun mengaku heran lantaran banyak pihak yang mengaitkan dirinya ikut dibalik pembentukan poros koalisi atau pengajukan sosok capres.

"Jadi yang namanya pilpres itu urusannya partai, atau gabungan partai, jangan presiden itu diikut-ikutkan. Tetapi sering ketua partai ini dikit-dikit sudah direstui presiden," kata Jokowi.

"Apa hubungannya? Saya kadang-kadang (heran) apa hubungannya? Nggak ada hubungannya, apalagi kalau datang ke saya, dalam membangun koalisi, semuanya sudah disetujui presiden. Urusannya apa? nggak ada urusan membangun koalisi mencalonkan seseorang," tambahnya.

Namun, lanjut Jokowi, dirinya memang kerap ditanya oleh partai politik yang ingin mengajukan calon tertentu. Jika ditanya, kata Jokowi, tentu dia pasti menjawab.

"Ya kalau saya ditanya saya jawab. Pak, bapak setuju nggak, Pak Prabowo jadi capresnya? Ya saya kalau ditanya saya jawab, kalau saya setuju ya saya ngomong setuju kalau Ndak ya Ndak," ujar Jokowi menceritakan.

"Kalau setuju, setuju, mantap gitu. Jadi kalau saya ditanya ya jawab, kalau nggak ditanya saya diam-diam saja," tambahnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement