Ahad 02 Apr 2023 17:17 WIB

Buntut Batalnya Piala Dunia U-20, Bakal Pengaruhi Dukungan Jokowi untuk Ganjar

Pengamat sebut dukungan Jokowi untuk Ganjar terpengaruh seiring batalnya Piala Dunia.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bilal Ramadhan
Ganjar Pranowo dan Jokowi. Pengamat sebut dukungan Jokowi untuk Ganjar terpengaruh seiring batalnya Piala Dunia.
Foto: Republika/TahtaAidilla
Ganjar Pranowo dan Jokowi. Pengamat sebut dukungan Jokowi untuk Ganjar terpengaruh seiring batalnya Piala Dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Dedi Kurnia Syah menilai, pernyataan Presiden Joko Widodo terbaru terkait batalnya penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia menunjukkan kemarahannya.

Jokowi dalam pernyataannya di acara silaturahim dengan ketua umum partai politik koalisi pemerintah, menyebut berbagai proses yang dilalui Indonesia menjadi tuan rumah, termasuk menyinggung komitmen guarantee country host dan city host yang ditandangani jajaran pemerintah pusat hingga pemerintah daerah.

Baca Juga

Diketahui, menjelang pelaksanaan Piala Dunia pada Mei mendatang, Gubernur Bali I Wayan Coster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai provinsi yang menjadi tempat bertanding, justru mengeluarkan statement penolakan Timnas Israel.

"Statement Jokowi terbaru jelas menunjukkan kemarahannya," ujar Dedi kepada Republika.co.id, Ahad (2/4/2023).

Karena itu, dilihat dari sisi politik, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) ini menilai, kemarahan Jokowi ini jelas berisiko bagi Ganjar yang sebelumnya tampak didukung Jokowi untuk maju pilpres. Hal ini karena pernyataan Ganjar ini menjadi salah satu penyebab gagalnya program potensial Pemerintahan Jokowi di akhir-akhir pemerintahannya.

"Ini jelas berisiko bagi Ganjar, bisa saja dukungan Jokowi secara penuh ke Prabowo. Ganjar bisa saja akan kehilangan dua hal, ia belum tentu mendapat keterusungan PDIP, juga potensial ditinggalkan Jokowi," ujar Dedi.

Dedi melanjutkan, meskipun Jokowi sebelumnya menyatakan untuk tidak saling menyalahkan, tetapi pernyataan Jokowi terbaru menyiratkan kekecewaannya. Namun, Jokowi terkesan menahannya karena kelompok penolakan berada di pihaknya.

"Andai kelompok menolak di wilayah koalisi Nasdem, sangat mungkin Jokowi memprovokasi publik untuk mengekspresikan kekecewaan secara mengemuka," ujarnya.

Selain itu, dalam pertemuan Jokowi bersama para ketum koalisi pemerintah hari ini juga minus PDIP, bisa jadi karena pertemuan memang membahas PDIP terkait penolakannya pada peserta Israel di Piala Dunia U-20.

"Di mana program itu potensial menjadi harapan unggulan Jokowi untuk menguatkan simpati publik yang dalam gelaran internasional," ujarnya.

Sebelumnya, dalam sambutannya Presiden Jokowi menyampaikan keluh kesahnya terkait Indonesia, yang gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Jokowi menyampaikan kilas balik perjuangan Indonesia untuk menjadi tuan rumah, mengingat betapa panjang proses yang Indonesia lalu untuk mengajukan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Sebab, Indonesia harus bersaing dengan puluhan negara lain yang mengajukan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia.

"Karena apa pun itu sudah, sulitnya, sangat sulit  untuk bisa menjadi tuan rumah, itu yang mengajukan bukan satu dua tiga, puluhan negara mengajukan dan kita juga ikut mengajukan, lobi sana lobi sini menyampaikan kesiapan infrastruktur dan fasilitas-fasilitas kita," ujar Jokowi.

Kepala negara melanjutkan, hingga akhirnya dari tiga negara Indonesia masuk di antaranya yang menjadi tuan rumah. Kemudian Indonesia mempersiapkan segala sesuatunya selama tiga tahun terakhir

"Lapangannya dicek, perbaiki, dicek lagi, diperbaiki di cek lagi, tidak semudah itu, dan saat ini menandatangani Guarantee Country Host di situ sudah tercantum semuanya apa-apa yang harus kita komitmenkan dan kita tanda tangan," ujarnya.

Selain itu, kata mantan gubernur DKI Jakarta itu, seluruh provinsi ataupun kota yang ditunjuk sebagai penyelenggara tuan rumah Piala Dunia telah meneken komitmen.

"Provinsi maupun kota yang ditunjuk itu juga ada tanda tangan city host, komitmen ada semuanya tanda tangan, tanda tangan," ujarnya.

Namun, menjelang detik-detik penyelenggaraan, justru ada penolakan dari sejumlah daerah yang menjadi tempat digelarnya pertandingan, yakni Jawa Tengah dan Bali.

"Tetapi ya memang itu sudah menjadi kehendak Allah kita terima sebagai sebuah pembelajaran ke depan agar tidak terjadi lagi, itu aja yang bisa kita ambil pelajaran dari urusan bola. Tetapi haduh pusing, pusing betul ngurus bola," ujar Jokowi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement