Ahad 02 Apr 2023 21:04 WIB

Pengamat: Suasana Hati Jokowi Sedang Tidak Baik

Pengamat politik sebut suasana hati Presiden Jokowi sedang tidak baik-baik saja.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bilal Ramadhan
Presiden Jokowi menyampaikan penjelasan kepada awak media terkait petemuan tertutupnya dengan lima ketua umum partai politik koalisi Pemerintah di Kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Ahad (2/4/2023). Pengamat politik sebut suasana hati Presiden Jokowi sedang tidak baik-baik saja.
Foto: Republika/Febryan A
Presiden Jokowi menyampaikan penjelasan kepada awak media terkait petemuan tertutupnya dengan lima ketua umum partai politik koalisi Pemerintah di Kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Ahad (2/4/2023). Pengamat politik sebut suasana hati Presiden Jokowi sedang tidak baik-baik saja.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai suasana hati Presiden Joko Widodo dengan PDIP maupun kepala daerah dari PDIP yakni Ganjar Pranowo dan I Wayan Coster sedang tidak baik-baik saja.

Hal ini nampak dari pernyataan Jokowi terbaru yang menyampaikan upaya panjang Indonesia untuk menjadi tuan rumah termasuk menyinggung komitmen guarantee country host dan city host yang ditandangani jajaran pemerintah pusat hingga pemerintah daerah. Tetapi justru batal di detik-detik akhir drawing Piala Dunia U-20 yang harusnya digelar akhir Maret.

Baca Juga

Diketahui, buntut dari sikap keras PDIP dan dua gubernur tersebut yang menolak Timnas Israel ditengarai menjadi penyebab FIFA mencoret Indonesia sebagai penyelenggara Piala Dunia U-20.

"Jelas itu secara eksplisit kelihatan sekali Jokowi ini tidak happy gitu ya, karena penolakan itu justru terjadi last minute jelang drawing Piala Dunia U-20," ujar Adi dalam keterangannya kepada Republika.co.id, Ahad (2/4/2023).

Karena itu, pernyataan Jokowi yang menyebut komitmen guarantee country host dan city host telah diteken Pemerintah baik pusat maupun pemerintah daerah yang menjadi lokasi pertandingan U20 digelar memang ditujukan untuk kedua gubernur tersebut.

"Tentu pernyataan Jokowi yang menyinggung tentang Kepala Daerah yang telah meneken tentang city host penyelenggaraan Piala Dunia U20 tapi mereka justru menolak ini pasti terkait dengan sejumlah kepala daerah PDIP yang menolak kedatangan Timnas Israel," ujarnya.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini menilai, semestinya jika kepala daerah itu menolak Timnas Israel, harusnya disampaikan sejak awal dan jauh-jauh hari.

"Kalau pun toh menolak kan mestinya dilakukan jauh-jauh hari. Ini menunjukkan ada suasana hati yang sepertinya hubungan antara Jokowi, hubungan dengan PDIP, hubungan dengan sejumlah kepala kepala daerah dari PDIP itu sedang tidak baik baik saja," ujar Adi.

Adi melanjutkan, hal ini juga yang menjadi alasan kenapa dalam pertemuan Jokowi dengan ketua umum partai koalisi pemerintah tidak dihadiri oleh PDIP. Apalagi, di saat bersamaan kubu Pemerintah berseberangan dengan sikap politik PDIP yang menolak timnas Israel.

"Kubu pemerintah itu terlihat begitu kecewa dengan adanya penolakan dari PDIP, sejumlah kepala-kepala daerah dari PDIP yang itu ditengarai menjadi biang kerok terkait dengan batalnya Indonesia sebagai tuan rumah perhelatan akbar tanding bola U-20 Piala Dunia ya," ujarnya.

Sehingga dia menilai, PDIP juga nampak tidak nyaman dengan Pemerintah maupun partai koalisi. "PDIP kelihatan enggak nyaman dan enggak happy gitu ya, sepertinya melihat pemerintah kok tidak sejalan dengan sikap politik mereka yang jelas-jelas menolak Timnas Israel untuk datang ke Indonesia," ujarnya.

Sebelumnya, dalam sambutannya Presiden Jokowi menyampaikan keluh kesahnya terkait Indonesia yang gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 2023. Jokowi menyampaikan kilas balik perjuangan Indonesia untuk menjadi tuan rumah, mengingat betapa panjang proses yang Indonesia lalu untuk mengajukan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia U20. Sebab, Indonesia harus bersaing dengan puluhan negara lain yang mengajukan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia.

"Karena apapun itu sudah, sulitnya, sangat sulit sekali untuk bisa menjadi tuan rumah, itu yang mengajukan bukan satu dua tiga, puluhan negara mengajukan dan kita juga ikut mengajukan, lobi sana lobi sini menyampaikan kesiapan infrastruktur dan fasilitas-fasilitas kita," ujar Jokowi.

Kepala negara melanjutkan, hingga akhirnya dari tiga negara Indonesia masuk diantaranya yang menjadi tuan rumah. Kemudian Indonesia mempersiapkan segala sesuatunya selama tiga tahun terakhir

"Lapangannya dicek, perbaiki, dicek lagi, diperbaiki di cek lagi, tidak semudah itu, dan saat ini menandatangani Guarantee Country Host di situ sudah tercantum semuanya apa apa yang harus kita komitmen kan dan kita tanda tangan," ujarnya.

Selain itu, kata Mantan Gubernur DKI Jakarta itu, seluruh provinsi maupun kota yang ditunjuk sebagai penyelenggara tuan rumah Piala Dunia telah meneken komitmen.

"Provinsi maupun kota yang ditunjuk itu juga ada tanda tangan city host, komitmen ada semuanya tanda tangan tanda tangan," ujarnya.

Namun demikian, menjelang detik-detik penyelenggaran, justru ada penolakan dari sejumlah daerah yang menjadi tempat digelarnya pertandingan yakni Jawa Tengah dan Bali.

"Tetapi ya memang itu sudah menjadi kehendak Allah kita terima sebagai sebuah pembelajaran ke depan agar tidak terjadi lagi, itu aja yang bisa kita ambil pelajaran dari urusan bola. tetapi haduh pusing pusing betul ngurus bola," ujar Jokowi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement