REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wilayah Kerja (WK) Muriah yang dioperasikan oleh Saka Energi Muriah Limited (SEML) selaku anak perusahaan PGN Saka, afiliasi dari PGN Subholding Gas Pertamina, berkolaborasi dengan LPPM Universitas Negeri Semarang (UNNES) dan Pemkot Semarang berupaya mewujudkan ketahanan pangan melalui pengembangan urban farming. Hal itu dilakukan dengan memanfaatkan bantaran Kali Tenggang di Kelurahan Tambakrejo, Kota Semarang, Jawa Tengah. Kolaborasi antarpihak menjadi upaya konkret dalam penyediaan sumber pangan alternatif di Kota Semarang.
Salah satu rangkaian kolaborasi ini dilakukan dengan penyerahan tanaman serai secara simbolis oleh Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang Hernowo Budi Luhur kepada Lurah Tambakrejo, Sukiswo. Melalui program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) SEML bersama LPPM UNNES turut melakukan pelatihan pembuatan pupuk, pendampingan program, serta memfasilitasi infrastruktur penunjang urban farming berupa kolam lele, penataan taman, dan green house yang dikelola oleh Kelompok Tani Tambakrejo. Sedangkan Pemkot Semarang melalui PPL Dinas Pertanian memberikan fasilitasi bibit hingga pendampingan untuk pembibitan sayuran.
Dalam sambutannya, Stakeholders Relations Manager SEML Erry Affandi menyampaikan apresiasi terhadap semua pihak yang telah berkontribusi dalam pengembangan urban farming di Taman Pancasila sekaligus menjelaskan bahwa melalui program PPM menjadi bentuk peran aktif perusahaan dalam membangun bangsa. “SEML selalu berkolaborasi dengan aktor-aktor lokal agar program yang dijalankan tidak tumpang tindih, saling mengisi, dan melengkapi satu sama lain,” tuturnya melalui keterangan pers, Ahad (2/4/2023).
Hal senada juga disampaikan oleh perwakilan SKK Migas Jabanusa Dimas Pear mengenai kolaborasi yang dilakukan. Dia berharap hal ini dapat terus memberi manfaat terhadap masyarakat atas hadirnya perusahaan dalam bentuk program PPM yang dijalankan selama ini. Menurutnya, kolaborasi dalam memanfaatkan lahan kosong di bantaran sungai menjadi lahan pertanian urban farming dapat membantu masyarakat menyediakan sumber pangan alternatif, meskipun dalam skala kecil.
“Alih-alih menjadi bangunan kumuh, lahan bantaran kali dapat menjadi lahan sumber pangan sekaligus sarana silaturahim masyarakat,” ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang Hernowo Budi Luhur menyambut positif kolaborasi yang dilakukan dalam mewujudkan ketahanan pangan masyarakat perkotaan yang secara langsung dapat membantu menekan angka inflasi di Kota Semarang. “Dengan adanya sumber-sumber pangan alternatif seperti ini, jadi tidak ada panic buying di masyarakat sehingga dapat menekan angka inflasi,” tambahnya.