Ahad 02 Apr 2023 23:45 WIB

HPP Baru GKP Bawa Keuntungan Buat Petani Lebak

Petani senang dengan harga Rp 5.000 dan pasti petani usaha padi sawah diuntungkan.

Petani memanen padi di Rangkasbitung, Lebak, Banten, Ahad (5/9/2021). Petani Kabupaten Lebak, Provinsi Banten meraup keuntungan besar usai ditetapkan harga patokan pemerintah (HPP) baru gabah kering pungut (GKP) Rp 5.000 dari sebelumnya Rp 4.200 kilogram.
Foto: ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas/rwa.
Petani memanen padi di Rangkasbitung, Lebak, Banten, Ahad (5/9/2021). Petani Kabupaten Lebak, Provinsi Banten meraup keuntungan besar usai ditetapkan harga patokan pemerintah (HPP) baru gabah kering pungut (GKP) Rp 5.000 dari sebelumnya Rp 4.200 kilogram.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Petani Kabupaten Lebak, Provinsi Banten meraup keuntungan besar usai ditetapkan harga patokan pemerintah (HPP) baru gabah kering pungut (GKP) Rp 5.000 dari sebelumnya Rp 4.200 kilogram.

"Kita panen awal April 2023 bisa menghasilkan produksi enam ton GKP/hektare dengan HPP baru Rp 5.000/kg, sehingga pendapatan Rp 30 juta. Dari Rp 30 juta itu bisa meraup keuntungan bersih Rp 22 juta/hektare," kata Ketua Kelompok Tani Gudang Asih Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Udin di Lebak, Ahad (2/4/2023).

Baca Juga

Petani Kabupaten Lebak sangat diuntungkan dengan terbitnya penetapan HPP baru untuk GKP Rp 5.000/kg dan beras Rp 10 ribu/kg. Kebanyakan hasil panen dari petani di sana ditampung oleh pihak kemitraan Perum Bulog dengan membeli GKP di tingkat petani di lokasi Rp 5.000/kg.

"Kami merasa senang dengan harga Rp 5.000 dan dipastikan petani usaha padi sawah cukup diuntungkan," katanya menjelaskan.

Menurut Udin, panen padi di wilayahnya Rangkasbitung seluas 50 hektare dengan produksi dan produktivitas rata-rata enam ton/ hektare GKP. Dari 30 hektare itu jumlah produksi hasil panen sekitar 300 ton dan jika HPP baru untuk GKP Rp 5. 000/ kg maka diakumulasi mencapai Rp 1,5 miliar dengan petani yang menggarap sekitar 25 orang.

"Kami meyakini pendapatan ekonomi petani lebih sejahtera dari hasil panen padi itu bisa meraup keuntungan bersih Rp 45 juta seluas dua hektare," kata Udin.

Begitu juga petani lainnya, Misbah (45 tahun) mengatakan, ia menyambut positif HPP baru dengan GKP menembus Rp 5.000/ kg, sehingga bisa meraup keuntungan. Saat ini, ia memanen padi seluas satu hektare dengan produktivitas enam ton, sehingga bisa menghasilkan pendapatan ekonomi Rp 30 juta dengan harga Rp 5.000/kg.

Dari Rp 30 juta itu, biaya produksi sekitar Rp 8 juta untuk kebutuhan membeli benih, pupuk hingga upah garapan. "Kami dari panen itu bisa menghasilkan pendapatan Rp 22 juta bersih setelah dipotong biaya produksi," kata Misbah.

Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar panen padi pada Maret-April 2023 dipastikan memberikan kontribusi besar produksi pangan di Provinsi Banten dan dapat menstabilkan harga beras yang mengalami lonjakan di pasaran. Panen padi di Kabupaten Lebak 2023 diperkirakan seluas 10.041 hektare dengan menghasilkan sebanyak 52.359 ton gabah kering giling (GKG) atau setara beras 30.196 ton.

Panen padi di Kabupaten Lebak itu dari musim tanam Desember 2022 dan Januari 2023 dengan masa produksi selama tiga bulan, karena menggunakan benih bersertifikat seperti benih Ciherang dan Infari 32. Dari hasil panen itu diperkirakan dapat memberikan pendapatan ekonomi petani hingga puluhan miliar dengan harga beras rata-rata Rp 10 ribu/kg dan produksi setara beras 30.196 ton.

"Kami menilai usaha pertanian cukup besar menumbuhkan ekonomi petani," kata Deni.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement