Senin 03 Apr 2023 12:47 WIB

Raja Yordania Berkomitmen Jaga Situs-Situs Suci di Yerusalem

Raja Abdullah II memuji upaya penduduk Yerusalem untuk melindungi situs suci disana.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Polisi Israel mengawal pengunjung Yahudi ke kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal oleh umat Islam sebagai Tempat Suci Mulia dan bagi orang Yahudi sebagai Temple Mount, di Kota Tua Yerusalem, Selasa, 3 Januari 2023.
Foto: AP Photo/Maya Alleruzzo
Polisi Israel mengawal pengunjung Yahudi ke kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal oleh umat Islam sebagai Tempat Suci Mulia dan bagi orang Yahudi sebagai Temple Mount, di Kota Tua Yerusalem, Selasa, 3 Januari 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN – Raja Yordania Abdullah II menegaskan komitmen untuk menjaga situs-situs suci keagamaan di Yerusalem. Hal itu disampaikan saat menghadiri pertemuan dengan para pemimpin Muslim dan Kristen di Amman, Ahad (2/4/2023).

“Adalah kewajiban setiap Muslim untuk mencegah eskalasi Israel terhadap tempat-tempat suci di Yerusalem,” kata Raja Abdullah II dalam keterangan yang dipublikasikan Istana Kerajaan Yordania, dikutip laman Al Arabiya.  

Baca Juga

Raja Abdullah II memuji upaya penduduk Yerusalem untuk melindungi situs-situs suci di kota tersebut. “(Raja Abdullah II) menekankan perlunya menghentikan pengusiran umat Kristen, serta serangan berulang terhadap gereja, tokoh agama, dan properti Kristen di Yerusalem,” kata Istana Kerajaan Yordania.

Dalam pertemuan dengan para tokoh Muslim dan Kristen di Amman, Raja Abdullah II juga meminta masyarakat internasional menentang pernyataan eksklusif dan rasialis dari beberapa pejabat Israel baru-baru ini. Yordania merupakan salah satu negara Arab yang mengecam pernyataan Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich saat menghadiri sebuah pertemuan di Paris, Prancis, 19 Maret lalu.

Dalam acara tersebut, dia menyampaikan tidak ada yang namanya bangsa Palestina. “Tidak ada Palestina, karena tidak ada orang Palestina,” ujar Smotrich mengutip aktivis Zionis Prancis-Israel Jacques Kupler.

Smotrich kemudian mengungkapkan, menurut alkitabiah, tanah Palestina adalah tanah yang dijanjikan untuk Israel. Oleh karena itu, dia mengklaim, tanah pendudukan Palestina sebagai kebenaran sejarah.

“Setelah 2.000 tahun Tuhan mengumpulkan umat-Nya. Orang-orang Israel kembali ke rumah. Ada orang Arab di sekitar yang tidak menyukainya. Jadi apa yang mereka lakukan? Mereka mengarang orang fiktif dan mengklaim hak fiktif atas tanah Israel, hanya untuk melawan gerakan Zionis. Itu adalah kebenaran sejarah, itu adalah kebenaran alkitabiah,” ucap Smotrich.

Dalam acara di Paris itu, Smotrich berpidato di sebuah podium yang menampilkan peta yang disebut Israel Raya. Peta itu mencakup wilayah pendudukan Tepi Barat, Dataran Tinggi Golan, Jalur Gaza, dan wilayah Yordania. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement