Senin 03 Apr 2023 13:06 WIB

Trump Halangi Penyelidikan di Kasus Dokumen Rahasia

FBI menunjukkan kemungkinan adanya upaya penghalangan penyelidikan oleh Trump

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Tampak luar Mar-A-Lago di Palm Beach, Florida, difoto pada Senin, 8 Agustus 2022. Federal Bureau of Investigation (FBI) menggeledah kediaman pribadi mantan Presiden Donald Trump di Mar-a-Lago, Florida pada Senin (8/8/2022) waktu setempat terkait dugaan bahwa Trump membawa dokumen rahasia negara setelah lengser dari Gedung Putih.
Foto: Andres Leiva/The Palm Beach Post via AP
Tampak luar Mar-A-Lago di Palm Beach, Florida, difoto pada Senin, 8 Agustus 2022. Federal Bureau of Investigation (FBI) menggeledah kediaman pribadi mantan Presiden Donald Trump di Mar-a-Lago, Florida pada Senin (8/8/2022) waktu setempat terkait dugaan bahwa Trump membawa dokumen rahasia negara setelah lengser dari Gedung Putih.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Departemen Kehakiman AS dan penyelidik FBI telah mengumpulkan bukti baru yang menunjukkan kemungkinan adanya upaya penghalangan penyelidikan oleh mantan presiden Donald Trump terhadap dokumen rahasia yang ditemukan di kediamannya di Florida, dalam laporan Washington Post pada Ahad (2/4/2023), mengutip beberapa sumber.

Agen FBI menyita ribuan dokumen dan catatan pemerintah, beberapa ditandai sebagai sangat rahasia, dari kediaman Trump di Mar-a-Lago pada bulan Agustus tahun lalu. Upaya investigasi tersebut adalah salah satu dari dua penyelidikan kriminal terhadap mantan presiden AS ini, yang dipimpin oleh Penasihat Khusus Jack Smith.

Donald Trump, yang didakwa pada Kamis dalam penyelidikan kasus yang terpisah di pengadilan New York, telah membantah melakukan kesalahan dalam kasus tersebut dan menggambarkannya sebagai upaya hukum yang bermotif politik.

Kasus ini diketahui setelah penasihatnya menerima panggilan pengadilan pada bulan Mei yang menuntut Trump mengembalikan catatan rahasia pemerintah. Trump memeriksa beberapa kotak dokumen pemerintah di rumahnya karena keinginan yang jelas untuk menyimpan barang-barang tertentu dalam kepemilikannya, lapor Washington Post, sambil mengutip orang-orang yang akrab dengan kasus investigasi ini.

Penyelidik juga memiliki bukti yang menunjukkan Trump mengatakan kepada orang lain untuk memperdaya pejabat pemerintah pada awal 2022, sebelum panggilan pengadilan, ketika Administrasi Arsip dan Catatan Nasional AS sedang bekerja untuk memulihkan dokumen rahasia dari masa Trump sebagai presiden, lapor The Post.

FBI lalu merujuk pertanyaan ke Departemen Kehakiman AS, yang tidak segera menanggapi permintaan komentar. Dalam sebuah pernyataan kepada Washington Post, juru bicara Trump Steven Cheung mengatakan, "perburuan kasus terhadap Presiden Trump tidak memiliki dasar fakta atau hukum," dan menuduh Penasihat Khusus Smith dan Departemen Kehakiman AS sengaja membocorkan informasi untuk memanipulasi opini publik.

Investigasi Smith adalah salah satu dari semakin banyak kasus hukum yang dialamatkan kepada Trump. Selain penyelidikan di pengadilan New York, Trump menghadapi penyelidikan di Georgia mengenai apakah dia mencoba membatalkan kekalahan pemilu 2020 di negara bagian itu.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement