REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi mengaku terkejut dengan kericuhan yang sempat terjadi saat pertandingan PSIS Semarang melawan PSS Sleman pada lanjutan Liga 1 2022/2023 di Stadion Jatidiri, Semarang, Ahad (2/4/2023). Yoyok menyayangkan hal itu terjadi terutama saat Indonesia menjadi sorotan karena gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
"Kita sangat terkejut kemarin itu, jadi kita itu beberapa kali menyelenggarakan pertandingan dengan suporter yang serem-serem kayak Bonek, Viking, Bobotoh semuanya nggak ada masalah, semuanya baik. Bahkan kita dengan PSS Sleman itu kan sudah lama sahabatan, nggak ada masalah juga. Entah kenapa kemarin itu tiba-tiba ada saling lempar dan sebagainya," kata Yoyok saat dihubungi Republika.co.id, Senin (3/4/2023).
Kericuhan terjadi setelah paruh pertama pertandingan. Di tengah laga yang berlangsung seru, suporter kedua tim terlibat cekcok dan adu lempar. Mereka awalnya saling ejek melalui yel-yel, tapi lama kelamaan ada aksi pelemparan yang dilakukan oleh oknum suporter. Kericuhan ini sempat membuat laga terhenti sementara.
Setelah beberapa waktu, laga babak kedua antara PSIS melawan PSS tetap dilanjutkan. Di samping terjadi kericuhan yang sangat tidak diharapkan, Yoyok menilai dengan dilanjutkannya pertandingan maka hal itu menunjukkan adanya penanganan yang tepat yang dilakukan oleh pihak panpel dan juga keamanan.
"Saya mengapresiasi kerja panpel dan pihak keamanan karena begitu terjadi kericuhan tersebut, polisi bisa menerapkan SOP baru yang dari Kapolri itu dengan tindakan yang tepat. Sehingga dengan begitu kedua penonton jadi tenang, pertandingan berjalan lagi lalu setelah selesai pertandingan mereka saling menegur," kata Yoyok.
Selain itu, Yoyok mengaku pasrah dengan potensi hukuman dari Komdis PSSI. Pasalnya panpel PSIS gagal mengantisipasi hal tersebut agar tidak terjadi meskipun pada akhirnya bisa teratasi dengan baik. "Saya cukup kecewa tapi juga optimistis dengan sepak bola Indonesia ini, dengan adanya penanganan yang cukup bagus dari pihak panpel atau keamanan."