Senin 03 Apr 2023 20:45 WIB

Finlandia Resmi Jadi Anggota ke-31 NATO

Bendera Finlandia akan dikibarkan di markas NATO pada upacara pengesahan besok.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Bendera berkibar tertiup angin di luar markas NATO di Brussel, 7 Februari 2022. Finlandia akan resmi menjadi anggota ke-31 Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Selasa (4/4/2023). Negara tersebut mengajukan permohonan keanggotaan pada Mei 2022.
Foto: AP Photo/Olivier Matthys
Bendera berkibar tertiup angin di luar markas NATO di Brussel, 7 Februari 2022. Finlandia akan resmi menjadi anggota ke-31 Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Selasa (4/4/2023). Negara tersebut mengajukan permohonan keanggotaan pada Mei 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS – Finlandia akan resmi menjadi anggota ke-31 Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Selasa (4/4/2023). Negara tersebut mengajukan permohonan keanggotaan pada Mei 2022.

“Finlandia akan menjadi anggota NATO ke-31 pada Selasa (4 April 2023), tepat sebelum pertemuan dua hari Menteri Luar Negeri Sekutu,” tulis NATO di situs resminya, Senin (3/4/2023).

Baca Juga

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyambut aksesi Finlandia ke badan pertahanan tersebut. “Ini akan menjadi hari yang baik untuk keamanan Finlandia, untuk keamanan Nordik, dan untuk NATO secara keseluruhan,” ujarnya.

Saat berbicara kepada awak media, Stoltenberg mengungkapkan, NATO akan mengibarkan bendera Finlandia untuk pertama kalinya di markasnya pada upacara pengesahan. Saat mengajukan permohonan aksesi ke NATO, Finlandia melakukannya bersama Swedia.

Keputusan kedua negara tersebut untuk bergabung dengan NATO dilatari oleh kekhawatiran atas keputusan Rusia menyerang Ukraina. Dari 30 anggota NATO, sebanyak 28 di antaranya segera menyetujui permohonan keanggotaan Helsinki dan Stockholm. Sementara dua negara lainnya, yakni Turki dan Hongaria, tak memberi “restu”. Dibutuhkan persetujuan penuh agar kedua negara itu bisa bergabung.

Penolakan Turki atas masuknya Swedia dan Finlandia ke NATO terkait dengan kebijakan kedua negara atas kelompok milisi Kurdi, seperti Partai Pekerja Kurdistan (PKK). Ankara menuding Swedia dan Finlandia tak mendukung upaya perlawanan terhadap PKK dan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi Suriah (YPG). Turki telah menetapkan dua kelompok tersebut sebagai organisasi teroris.

Namun pada 23 Maret lalu, komite urusan luar negeri parlemen Turki akhirnya menyetujui rancangan undang-undang untuk menerima keanggotaan Finlandia di NATO. Hongaria pun telah memberi lampu hijau bagi Helsinki. Turki belum memberikan pintu untuk Swedia. Hal itu tampaknya berhubungan dengan aksi pembakaran Alquran yang beberapa kali dilakukan politisi sayap kanan berkebangsaan Swedia-Denmark, Rasmus Paludan, di depan gedung Kedutaan Besar Turki di Stockholm dan Kopenhagen.

Paludan sempat menyatakan bahwa aksi pembakaran bakal terus dia lakukan hingga Swedia dan Finlandia memperoleh keanggotaan NATO.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement