REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ulama dan cendikiawan asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi menjelaskan salah satu hikmah dari sekian banyak hikmah puasa Ramadhan yang terkait dengan kehidupan pribadi manusia.
Ia merangkum penjelasannya dalam kitabnya yang berjudul al-Maktubat terbitan Risalah Nur Press. "Puasa merupakan salah satu bentuk pengobatan ampuh bagi manusia, yaitu sebagai “diet” jasmani dan rohani," kata Nursi dalam al-Maktubat halaman 676.
Menurut Nursi, hal itu juga telah diakui ilmu kedokteran. Sebab, ketika nafsu manusia ingin bebas dalam urusan makan dan minum, ia akan mendatangkan sejumlah bahaya fisik dalam kehidupan pribadinya.
Demikian halnya ketika manusia melahap apa yang berada di hadapannya tanpa peduli apakah halal atau haram, maka ia akan meracuni kehidupan maknawinya hingga nafsunya sulit untuk taat kepada qalbu dan roh.
"Nafsu ini mengambil alih kendali dengan bebas merdeka tanpa mengetahui arah tujuan. Manusia tak bisa lagi mengendalikannya, malah ia yang mengendalikan manusia," jelas Nursi.
Baca juga: Pujian Rakyat Negara Arab untuk Indonesia Terkait Piala Dunia U-20, Terhormat!
Adapun pada bulan Ramadhan, lanjut Nursi, nafsu manusia terbiasa melakukan sejenis diet lewat puasa dan berusaha dengan sungguh-sungguh melakukan penyucian dan latihan serta belajar untuk menaati perintah. Karena itu, ia tidak terkena berbagai penyakit yang diakibatkan oleh penuhnya perut dan penumpukan makanan.
"Ia siap mendengar sejumlah perintah yang bersumber dari akal dan syariat. Ia juga tidak mau jatuh ke dalam hal yang haram lewat upayanya meninggalkan yang halal. Serta ia berusaha tidak merusak kehidupan maknawinya," kata Nursi.
Sebagai informasi, kitab al-Maktubat ini memuat kumpulan jawaban Said Nursi atas berbagai pertanyaan dari para muridnya, baik secara langsung maupun lewat surat-menyurat.
Isi pertanyaan tersebut terdiri dari beberapa topik pembahasan yang menarik, seperti pembahasan tentang tauhid, kenabian, ilmu kalam, ibadah, hukum Islam, tasawuf, dan sejumlah topik lainnya.
Pembahasan tersebut dikemas dalam 33 surat dan dikupas dengan metode tematik: Dalam bidang Tauhid, Said Nursi menjelaskan tentang tingkatan tauhid, makrifatullah, dan asmaul husna. Kemudian, di bidang ilmu kalam dijelaskan tentang hikmah dikeluarkannya nabi Adam dari surga, hikmah diciptakannya setan, serta status keimanan kedua orang tua dan paman nabi (Abu Thalib).