REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- PT Pertamina Patra Niaga Area Sumbagut menyatakan penyaluran bahan bakar jenis Pertalite dan gas LPG 3 Kilogram di Sumatra Barat mengalami kenaikan seiring operasi Satuan Tugas Ramadan dan Idul Fitri 1444 Hijriah.
Executive GM PT Pertamina Patra Niaga, Freddy Anwar di Padang, Sumbar, Senin (3/4/2023), mengatakan, penyaluran bahan bakar jenis pertalite naik 29 persen dari 1.809 kilo liter dalam penjualan normal naik menjadi 2.331 kilo liter per harinya. Kemudian untuk gas LPG 3 Kilogram naik enam persen dari 360 metrik ton menjadi 392 metrik ton per harinya.
Freddy mengatakan, peningkatan ini dilakukan karena kondisi Ramadan tahun ini diprediksi mengalami lonjakan masyarakat yang pulang ke Sumbar cukup tinggi. Menurut dia tiga hal yang mempengaruhi lonjakan pemudik yakni dicabutnya status PPKM oleh pemerintah, kedua tidak adanya pandemi Covid-19. Ketiga pertumbuhan ekonomi yang bagus sehingga membuat mobilisasi masyarakat saat libur Idul Fitri meningkat pesat.
Freddy mengatakan, Sumatra Barat sendiri memiliki Integrated Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Bungus yang tidak hanya melayani Sumbar namun juga sebagian Jambi, Bengkulu dan Riau. Pertamina dalam mengantisipasi lonjakan kebutuhan BBM telah membentuk Satuan Tugas Ramadan Idul Fitri (Satgas Rafi) yang dibentuk pada 1 April 2023 hingga 2 Mei 2023.
"Dalam masa ini kami siaga untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar masyarakat. Kita Perwira Pertamina tidak boleh mengajukan cuti namun bekerja terus untuk memastikan ketersediaan bahan bakar minyak. Biasanya pembentukan Satgas dilakukan 10 hari jelang lebaran dan tahun ini dibuat lebih cepat dari biasanya," kata dia.
Selain Pertalite dan LPG, penyaluran Pertamax Series juga mengalami peningkatan 53 persen dari rata-rata penyaluran normal 299 kilo liter menjadi 459 kilo liter per harinya. Bahan bakar jenis Dex Series juga mengalami kenaikan 32 persen dari 27 kilo liter per hari di hari normal menjadi 35 kilo liter per harinya.
Sementara untuk bahan bakar jenis bio solar justru mengalami penurunan 18 persen dari 1.305 kilo liter menjadi 1.066 kilo liter per harinya. "Penurunan ini karena mobil angkutan barang tidak beroperasi saat libur Idul Fitri tersebut dan mereka kembali akan beroperasi pada empat hari setelah Hari Raya Idul Fitri," kata Freddy.
Sementara Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah mengucapkan terima kasih sudah jauh-jauh hari mengantisipasi lonjakan penggunaan bahan bakar minyak saat Ramadhan dan Idul Fitri. Menurut dia dari pengalaman yang ada Idul Fitri merupakan momentum perantau pulang kampung dan jumlah pemudik ini diperkirakan lebih banyak dari 2019.
"Ini mereka sudah empat tahun tertahan tidak pulang kampung dan di media sosial ada gerakan dari seluruh daerah untuk pulang basamo," kata dia.