REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Bulan Ramadhan dikenal juga sebagai sebagai Syahrul Quran. Pendiri Pusat Dakwah Alquran Jakarta (Al-Fahmu Institute), Ustaz Fahmi Salim menjelaskan, Ramadhan disebut sebagai Syahrul Quran karena Allah SWT menyatakan dalam surat al-Baqarah ayat 185 bahwa bulan Ramadhan itu adalah bulan diturunkannya Alquran.
“Ramadhan juga merupakan satu-satunya bulan yang disebut namanya dalam Alquran. Itu hanya bulan Ramadhan,” ujar Ustaz Fahmi Salim dikutip dalam wawancara khusus bersama Republika.
Menurut Ustaz Fahmi Salim, ibadah puasa di bulan Ramadhan sendiri diwajibkan oleh Allah SWT untuk merayakan turunnya Alquran.
“Jadi, Nuzulul Quran itu diperingati oleh Allah SWT itu agar umat Islam beribadah di bulan Ramadhan selama sebulan penuh. Kalau Kita baca urutannya dari surat al-Baqarah ayat 183, 184, dan 185 itu akan tampak benang merahnya,” kata dia.
Berdasarkan pendapat Syekh Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha, Ustaz Fahmi Salim pun menjelaskan alasan Ramadhan dipilih sebagai bulan diturunkannya Alquran dan bulan diwajibkannya puasa. Menurut dia, Ramadhan dipilih agar umat Islam merayakan dan memperingati turunnya Alquran.
Lalu bagaimana merayakan turunnya Alquran di bulan Ramadhan?
“Untuk merayakan turunnya Alquran di bulan Ramadahan, maka kita harus menjadikan Alquran itu sebagai manhajul hayat atau pedoman hidup,” ucap Ustaz Fahmi Salim.
Jadi, tambah dia, momentum bulan Ramadhan ini harus digunakan sebaik-baiknya untuk meningkatkan interaksi kita dengan Alquran. “Caranya adalah dengan meningkatkan bacaan, kemudian meningkatkan pemahaman, dan meningkatakan pengamalan Alquran, serta berkomitmen untuk menfungsikan Alquran dalam kehidupan,” tutupnya.
Setiap Ramadhan, umat Islam pasi akan selalu memperingati Nuzulul Quran, tepatnya pada 17 Ramadhan. Tahun ini, peringatan Nuzuull Quran jatuh pada tanggal 8 April 2023. Peristiwa Nuzulul Quran ini merupakan proses diturunkannya Alquran secara sekaligus dan berangsur-angsur melalui perantara Malaikat Jibril.